Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Adanya kebutuhan layanan data yang cepat membuat operator seluler bersiap diri mengimplementasikan teknologi 4G long term evolution (LTE). Malah, Telkomsel dan XL Axiata siap uji jaringan LTE saat Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 berlangsung di Bali.
Ivan Cahya, Group Head of Technology System Telkomsel mengatakan pertumbuhan layanan data sangat tinggi, bisa 50%-60% per tahun. Ini terjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Kehadiran teknologi 4G bisa menjadi solusi mengatasi kecepatan pertumbuhan layanan data ini.
Untuk itu, Telkomsel bersiap untuk mengujicoba jaringan 4G di sana. "Kami akan ujicoba LTE di luar ruangan selama APEC. Mulai dari Bandara Ngurah Rai sampai Nusa Dua. Dan ada sebanyak 39 titik," katanya ke KONTAN, Rabu (11/9).
Dia berujar, Telkomsel telah mengantongi izin uji jaringan LTE sepanjang 5 megaheartz (MHz) di frekuensi 1.800 MHz selama APEC berlangsung. Alasan perseroan ini memakai frekeunsi ini adalah kesiapan ekosistem berupa perangkat bergerak yang sudah bisa menerima teknologi LTE.
Lewat teknologi LTE, akses layanan data bisa mencapai 1 gigabit per detik (Gbps). Asalkan berada di panjang pita sebesar 20 MHz. "Kalau panjangnya 5 MHz, kecepatannya sekitar 30 Mbps (megabit per detik)," ujarnya.
XL Axiata juga tidak mau kalah bersaing. Direktur Service Management XL Axiata Ongki Kurniawan mengatakan, secara total di wilayah Bali, XL mempunyai 1.121 base transceiver station (BTS) BTS 2G dan 773 BTS 3G untuk melayani lebih dari tiga juta pelanggan.
Berbeda halnya dengan XL dan Telkomsel, Indosat memilih untuk memanfaatkan teknologi netral di frekuensi 900 MHz pada gelaran APEC nanti.
Namun, menurut Joko Riswandi, Kepala Divisi Optimasisasi Jaringan Indosat, infrastruktur perusahaan ini sudah siap mengadopsi LTE. "BTS kami sudah siap menerima LTE," akunya.
Sambil menunggu regulasi aturan teknologi 4G LTE, Indosat memilih jalan memodernisasikan jaringan 3G di frekuensi 900 MHz dengan kecepatan sampai 42 Mbps.
Ridwan Effendy, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) bilang teknologi 4G memang dibutuhkan. Namun kendalanya justru berada di perangkat komunikasi yang mendukung teknologi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News