Reporter: Agustinus Respati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) siap menggelar pameran EBTKE ConEX 2019. Pameran yang diinisiasi oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan didukung penuh oleh Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
Ketua Umum METI Surya Darma mengatakan, kegiatan ini menyongsong target komposisi energi pemerintah sebesar 23% di tahun 2025.
Pameran dengan tajuk Energy Transition Towards the Renewable Energy Era ini memang bertujuan mengikuti kebutuhan dunia dengan beralih dari bahan bakar fosil ke energi minim karbon yang berkelanjutan.
Surya menambahkan dalam pameran kali ini tidak hanya terdiri dari konferensi, tetapi juga ada lomba paper yang melibatkan perguruan tinggi di Indonesia. “Exibisinya juga beragam, kita perhatian dari hulu hingga ke hilir, jadi akan ada pameran mobil listrik, energi storage, transmisi, dan sebagainya,” terangnya, Kamis (11/7).
Dengan menggandeng Dyandra Promosindo, diharapkan gelaran tahun ini mampu mendatangkan 6.000 pengunjung. Pameran ini pertama-tama ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat umum tentang pentingnya penggunaan energi terbarukan di masa depan.
Pameran ini juga diharapkan mampu menjadi wadah pertukaran informasi mengenai energi terbarukan. Lebih penting lagi, harapannya EBTKE ConEX 2019 ini mampu mendatangkan minat investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Surya menambahkan bahwa dalam pameran mendatang akan ada kerja sama dengan negara-negara skandinavian. Hal ini bertujuan untuk travel transfer informasi. Dengan demikian diharapkan jalur investasi akan terbuka. Negara lain seperti India, China, dan Thailand juga antusias mengikuti pameran ini.
Pemerintah Jakarta juga menyambut baik acara ini karena ingin mengembangkan konsep green city. “Pemerintah Jakarta sedang menyusun roadmap untuk penggunaan energi yang bersih. Selama ini penggunaan energi dinilai kurang ramah lingkungan,” terang Surya.
Senada dengan itu, Anggota Komisi 2 DPR RI Herman Khaeron dalam diskusi panel memaparkan mendesaknya keperluan atas Undang-Undang Energi Baru Terbarukan. Meskipun telah masuk program legislasi nasional (prolegnas), UU tersebut diragukan akan rampung sebelum masa pemerintahan berganti.
Herman mengatakan bahwa EBTKE belum memiliki payung hukum. Selain itu, pemerintah juga wajib memberikan insentif bagi pengembang dan masyarakat EBTKE. Dia juga menilai Indonesia perlu menggenjot pengembangan sektor ini.
” Indonesia memiliki target sebesar 31% di tahun 2050 untuk penggunaan sumber terbarukan. Padahal pada tahun yang sama Denmark telah menargetkan untuk lepas sepenuhnya dari energi fosil,” terang Herman.
Pameran ini sendiri akan diadakan di Jakarta International Expo Kemayoran pada tanggal 6-8 November 2019. Rencananya pembukaan pameran ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News