kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,43   -4,87   -0.54%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panasonic rambah bisnis laptop dan tablet


Kamis, 30 Mei 2013 / 09:00 WIB
ILUSTRASI. Bergabungnya Pegadaian dan PNM bakal membuka jalan bagi BBRI untuk menggarap segmen ultra mikro yang pasarnya lebih luas. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Meski terbilang telat, Panasonic memberanikan diri terjun ke pasar laptop dan tablet di tanah air. Pabrikan asal Jepang ini resmi meluncurkan laptop bertajuk Toughbook dan tablet Toughpad, kemarin.

Berbeda dengan pemain laptop atau tablet yang lain, Panasonic menyasar segmen khusus, yakni kalangan korporat yang punya aktivitas lebih banyak di lapangan. Makanya, mereka mengklaim produk yang dipasarkan tahan banting.

Satoshi Mizobata, Direktur Panasonic Toughbook Asia Pasific Group Communication System bilang, sengaja menyasar kalangan industri setelah melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dalam beberapa tahun terakhir. "Peran industri domestik sangat besar dalam mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)," katanya, Rabu (29/5).

Nantinya, Toughbook dan Toughpad akan dipasarkan secara business to business oleh Panasonic dan tidak secara eceran. Sayang, Satoshi masih enggan membocorkan target penjualan di Indonesia. "Kami pemain baru. Prioritas awal adalah edukasi ke pasar potensial," jelasnya.

Sebagai informasi, Panasonic sudah membuat laptop sejak 1996 dan fokus ke pasar korporasi. Selama ini, pasar utama laptop Panasonic adalah kawasan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.

Satoshi mengklaim, 65% pasar gadget tahan banting di dunia dikuasai oleh Panasonic. Setelah merasa berkuasa di pasar tradisional, perusahaan ini mulai melebarkan pasar ke Asia Pasifik. "Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara  target kedua setelah Thailand," ungkapnya.

Bibang S Teng, Managing Director PT Visi Mandiri Baru, distributor laptop dan tablet yang ditunjuk Panasonic, sudah mengincar beberapa sektor industri, seperti migas, pertambangan, perkebunan, manufaktur, telekomunikasi, kesehatan, hingga pemerintahan. "Untuk pemerintah, di antaranya Kementerian Pertahanan akan kami masuki," ungkapnya.

Bibang mengklaim sudah mulai ada pembicaraan bisnis dengan salah satu perusahaan telekomunikasi nasional. Sayang, ia belum mau menjelaskan secara lebih detail.

Soal harga, produk Panasonic ini memang lebih mahal. Contohnya, Toughpad dibanderol sekitar US$ 1.000 per unit. Sementara untuk tiap satuan Toughbook dihargai US$ 7.000 - US$ 8.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×