Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Sementara untuk saat ini selisih rugi yang harus ditanggung sudah menyempit dikarenakan adanya penurunan harga bibit anak ayam. Menurut catatan Sugeng, saat ini biaya produksi tercatat sebesar Rp 16.500 per kg. Sedangkan harga jualnya mencapai Rp 12.500 per kg.
Artinya, meski jumlah rugi yang berkurang, peternak masih harus menanggung rugi sebesar Rp 4.000 per kg. Padahal, peternak biasanya untung di bulan Ramadhan.
Menyikapi kondisi ini, peternak sudah mulai menyusun strategi agar bisnis tetap jalan. Rencananya, peternak ayam akan menggencarkan penjualan secara online dengan memanfaatkan kanal digital e-commerce yang sudah mulai dicoba baru-baru ini. “Tujuannya untuk memudahkan aliran daging ayam ke konsumen,” kata Sugeng.
Baca Juga: Sierad Produce (SIPD) sulit berkotek di masa pandemi corona
Persoalan yang serupa juga tengah dihadapi oleh pelaku industri makanan olahan di sektor hilir. Agustus Sani Nugroho, Direktur Utama PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) mengatakan tekanan pasar masih akan berat di bulan Ramadan.
Maklum saja, sektor hotel, kafe dan restoran (horeka) yang tahun lalu berkontribusi sekitar 60% dalam total penjualan FOOD masih terpukul akibat pandemi corona. Imbasnya, permintaan daging segar dan olahan FOOD berpotensi ikut terpukul di bulan ramadan.
Oleh karenanya, FOOD melalui anak usahanya, PT Kemang Food Industries berencana menggenjot penjualan secara online melalui kanal-kanal digital e-commerce. Saat ini, produk-produk Kemfood sudah tersedia di tiga platform e-commerce.
Ke depannya, jangkauan penjualan akan terus diperluas dengan merambah lebih banyak ecommerce. “Sementara baru Tokopedia, Bukalapak dan Shopee, yang lain menyusul,” kata Agustus kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News