Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa komoditas bahan pangan yang ada di pasaran tak luput mengalami kenaikan harga. Terlebih menjelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.
Empat jenis bahan pangan yang disoroti oleh Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) untuk segera diantisipasi oleh pemerintah adalah gula, cabai rawit merah, bawang putih dan bawang merah.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan ketersediaan komoditas gula menjadi permasalahan yang cukup kompleks. Ia menerangkan dalam sejarah baru kali ini gula mengalami kenaikan hingga Rp 18.100 sampai Rp 18.200.
"Kenaikannya cukup lama, sudah hampir satu bulan lebih, dari Rp 13.000 naik sampai 18.000. Dalam sejarah ini baru kali ini terjadi," jelas Abdullah saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (7/4).
Baca Juga: Kementan andalkan P4Smart perlancar distribusi pangan di tengah pandemi corona
Hal tersebut yang membuat Ikappi mendorong pemerintah untuk segera melakukan upaya tindak lanjut akan kenaikan yang saat ini terjadi pada komoditas gula. Terlebih gula menjadi salah satu komoditas yang dicari menjelang bulan ramadhan.
"Maka dari itu perlu ditindak lanjuti sesegera mungkin, dan ini jadi penting karena upaya yang dilakukan pemerintah belum terlihat maksimal," imbuhnya.
Bahan pangan lain di pasar yang cukup menonjol diungkapkan Abdullah ialah cabai rawit merah. Saat ini harga cabai rawit merah ada di kisaran Rp 60.000. Naiknya cabai rawit merah disebutnya terjadi dalam minggu ini.
"Cabai rawit merah, mulai Sabtu atau Minggu kemarin mulai naik, dan Minggu ini terlihat kenaikkannya, kemarin dan hari ini terlihat kenaikkannya," kata Abdullah.
Adapun cabai jenis lain juga mengalami kenaikan, namun tidak setinggi cabai rawit merah.
Selain itu, bawang putih juga disebut Abdullah jadi bahan pangan yang harus diperhatikan juga kenaikkannya. Sejak mengalami kenaikan hingga Rp 60.000 perkilogram pada beberapa bulan lalu, Abdullah mengungkapkan sampai sekarang harga bawang putih belum juga turun ke harga normal.
Baca Juga: Harga telur ayam masin menurun, meski banyak daerah kian stabil
Bawang putih normalnya seharga Rp 28.000 hingga Rp 30.000 tertinggi. Saat ini harga bawang putih antara Rp 48.000 hingga Rp 50.000.
"Sekarang hampir Rp 50.000 lagi, sekitar Rp 48.000 per kilogram, ini juga pemerintah menggaransi bahwa sudah impor tapi sampai sekarang harganya tetap tinggi, ini penting ditindak lanjuti," jelas Abdullah.
Begitu juga dengan teman bawang putih yaitu bawang merah, yang kini sentuh angka Rp 53.000 per kg. "Bawang merah sudah Rp 53.000, saya kira bawang merah ini cukup mengkhawatirkan posisinya karena kenaikannya konsisten," ungkapnya.
Ikappi menegaskan bahwa kenaikan beberapa komoditas seperti gula, cabe rawit merah, bawang merah dan bawang putih yang konsisten setiap harinya perlu segera diantisipasi pemerintah.
"Perlu diantisipasi dari pemerintah, upaya-upaya percepatan. Yang impor kan bawang putih ya, dan impor sudah siap kata pemeritah. Bawang merah stok cukup tapi ngga sekuat sebelumnya. Apakah ini terganggu distribusi atau apa ini kami sedang konfirmasi," terangnya.
Dengan adanya kenaikan komoditas bahan pangan saat ini Abdullah menyebut perlu adanya stimulus bagi para pedagang.
"Otomatis stimulus perlu. Karena modal yang dikeluarkan cukup tinggi dan kemampuan permodalan kami terbatas, maka stimulus penting diberikan pedagang. Selain upaya pemerintah jaga pasar tetap steril jaga dari penyebaran virus covid-19," jelasnya.
Baca Juga: Kemenag gelar sidang isbat awal Ramadhan 1441 hijriah pada 23 April
Mengenai kenaikan permintaan bahan pangan selama pandemi Covid-19 terlebih untuk bahan pangan gula, bawang putih, bawang merah, dan cabe rawit merah sudah mulai terlihat terutama di Jakarta.
Keempat bahan pangan tersebut alami kenaikan permintaan sekitar 30% di pasaran. Kenaikkan keempatnya cukup terlihat pada beberapa minggu terakhir.
"Pasang surut memang tapi kelihatan dari Sabtu, Minggu, Senin lalu Selasa ini cukup tinggi permintaan kurang lebih peningkatan sekitar 30% terlebih komoditas empat tadi ya, sisanya kayak beras masih 20%," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News