Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) akhirnya memulai juga tahapan konstruksi proyek pembangkit listrik Jawa I. Di bulan Desember ini, proyek pembangkit listrik bertenaga gas siklus ganda (combined cycle) berkapasitas 1.760 MW ini akan masuk tahap groubdbreaking.
Direktur Utama PPI, Ginanjar bilang minggu ketiga Desember 2018 akan dimulai groundbreaking proyek Jawa I. Diharapkan commercial on date (COD) proyek ini bisa terealisasi pada 2021.
COD proyek Jawa I ini mundur dari target sebelumnya yaitu 2020. Ini lantaran Pertamina baru bisa menyelesaikan financial close (FC) pada 5 Desember 2018 dari target sebelumnya pada September 2018. "Target COD 2021. Minggu ketiga mulai massive construction," imbuh Ginanjar kepada Kontan.co.id, pada Jumat (7/12).
Selain membangun proyek pembangkit listrik Jawa I, Ginanjar juga bilang konsorsium Pertamina juga akan membangun proyek floating storage regasification unit (FSRU) berkapasitas 170.000 m3. Kontraktor EPC yang ditunjuk adalah konsorsium l General Electric (GE), Samsung C&T, PT Meindo Elang Indah berturut-turut sebagai kontraktor rekayasa sipil dan konstruksi, pemasok turbin generator dan kontraktor jalur pipa gas. Sementara, Samsung Heavy Industries telah ditunjuk untuk pelaksana pembangunan FSRU.
Padahal sebelumnya, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk digasang-gadang akan mengerjakan proyek FSRU untuk Jawa I. "Bukan (Humpuss). Konsorsium kami, kan Pertamina yang lead," ujar Ginanjar.
Nantinya FSRU tersebut tidak hanya meregasifikasi gas untuk keperluan pembangkit listrik Jawa I. Namun juga bisa digunakan untuk regasifikasi gas untuk keperluan di luar proyek pembangkit listrik. "Bisa, cuma prioritas Jawa I," imbuh Ginanjar.
Ginanjar bilang untuk membangun proyek pembangkit listrik Jawa I beserta FSRU-nya dibutuhkan dana investasi sebesar US1,8 miliar. Untuk pendanaannya, proyek Jawa-1 ini menggunakan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pengembalian pendanaan sepenuhnya bersumber dari aliran kas yang dihasilkan oleh proyek.
Pendanaan didapat dari konsorsium Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Nippon Export and Investment Insurance Co., Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta bank-bank komersial yaitu Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd, Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, Société Générale.
Proyek yang berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat ini menjadi proyek terintegrasi LNG-to-Power pertama di Asia, dan juga salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang merupakan induk usaha dari dua project companies IPP Jawa-1 yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR), bertindak sebagai lead consortium yang beranggotakan Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation dan perusahaan lainnya.
JSP dibentuk untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik. Sedangkan JSR didirikan untuk pengelolaan FSRU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News