Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi rokok ilegal di Indonesia makin marak seiring tingginya minat masyarakat terhadap produk yang lebih murah.
Pelaku dan pemerhati industri tembakau yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Lampion Agrikultura Indonesia, Jopie Samiadji, menyampaikan bahwa rokok ilegal semakin diminati karena harganya jauh lebih terjangkau dibandingkan rokok legal.
Baca Juga: Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Rokok Ilegal Senilai Rp1,3 Miliar di Jateng
Menurut pantauan Jopie, harga rokok ilegal hanya berkisar Rp15.000 per bungkus (isi 20 batang), jauh di bawah harga rokok legal yang kini bisa mencapai lebih dari Rp30.000 per bungkus.
"Rokok ilegal sekarang sudah jauh lebih terarah. Tidak seperti zaman dulu yang menggunakan bahan asal-asalan. Sekarang mereka juga memilih bahan baku. Dari segi rasa, bahkan ada yang kualitasnya bisa menyaingi rokok legal," ungkap Jopie kepada Kontan.co.id Senin (16/6).
Ia menjelaskan, jumlah perokok dan pangsa pasar rokok di Indonesia tidak menunjukkan penurunan, bahkan cenderung bertambah.
Namun, tren yang terlihat adalah semakin bergesernya konsumen dari rokok legal ke rokok ilegal.
Jopie memperkirakan produksi rokok legal nasional telah menurun drastis hingga 30% sejak tahun 2019.
Menurutnya, pergeseran ini terjadi seiring kebijakan kenaikan tarif cukai rokok yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Sejak cukainya naik gila-gilaan setelah 2019, tren ini makin terlihat jelas," tambahnya.
Baca Juga: Rokok Ilegal Dikhawatirkan Gerus Penerimaan Negara, DPR Dorong Penegakan Hukum
Meski demikian, Jopie masih optimistis terhadap prospek bisnis tembakau di Indonesia.
Ia menyebut bahwa produksi dan konsumsi rokok secara keseluruhan tetap tinggi, bahkan pasar semakin meluas ke segmen anak muda.
Varian rasa seperti nanas, mangga, dan beri menjadi pilihan populer di kalangan perokok muda.
Sebagai grader tembakau berpengalaman, termasuk untuk PT Djarum, Jopie juga menyoroti sejumlah tantangan dalam bisnis tembakau.
Salah satunya adalah perubahan cuaca yang semakin tidak menentu, mengingat tanaman tembakau sangat sensitif terhadap curah hujan tinggi.
Baca Juga: Peredaran Rokok Ilegal Didominasi Rokok Polos, Segini Potensi Kerugian Negara
Tantangan lainnya berasal dari komitmennya untuk hanya memasok tembakau kepada pabrikan rokok legal. Di tengah maraknya rokok ilegal, hal ini menjadi hambatan tersendiri.
"Komitmen saya jelas, kami tidak akan melayani industri rokok ilegal. Kami hanya menyuplai ke produsen legal. Jadi kalau industri legalnya menurun, saya pun harus siap dengan konsekuensi penurunan pembelian," tutup Jopie.
Selanjutnya: China Sells Coking Coal to Indonesia in Rare Trade, Sources Say
Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News