kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan bagikan jutaan set top box ke warga miskin, berkah bagi produsen?


Kamis, 01 Oktober 2020 / 16:59 WIB
Pemerintah akan bagikan jutaan set top box ke warga miskin, berkah bagi produsen?
ILUSTRASI. Pemerintah akan membagikan 6,7 juta set top box (STB) kepada masyarakat miskin.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan membagikan 6,7 juta set top box (STB) kepada masyarakat miskin. Tujuan dibagikannya set top box ini adalah untuk memuluskan program migrasi dari televisi analog ke digital atau analog switch off (ASO). Jadi setiap masyarakat yang menerima set top box bisa menikmati layanan TV digital melalui TV analog.

Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli mengatakan, dalam rangka percepatan migrasi dari televisi analog ke digital, pemerintah akan membagikan 6,7 juta set top box ke masyarakat miskin di Indonesia. "Mengenai data, kami bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menginventarisir data dan mana saja yang layak untuk dibantu," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/10).

Mengenai anggarannya, Ahmad mengatakan, pemerintah sudah punya alokasi dana. Adapun gambaran dana yang disiapkan yakni 6,7 juta dikali Rp 100.000 (harga set box yang diperkirakan pemerintah).

Baca Juga: Uji materi UU Penyiaran pertaruhan kanal digital

Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) Ali Subroto menilai  program pembagian STB ke masyarakat miskin bisa menjadi pendorong program migrasi analog ke digital.

"Produsen STB di Indonesia adalah Akari, Polytron, Venus, dan Maxtron. Jika STB diperlukan, tentu keempat produsen ini bisa memasok untuk memenuhi kebutuhan pemerintah," jelasnya.

Namun saat ini kebutuhan STB sudah mulai berkurang lantaran masyarakat mampu membeli TV LED digital dengan harga yang terjangkau.

Menurut Ali, apabila program ini gencar dilakukan 8 tahun yang lalu di mana masih banyak TV analog yang digunakan konsumen, tentu STB menjadi penting saat transisi. Namun saat ini, harga TV LED sudah terjangkau sehingga sudah banyak yang punya, dengan demikian kebutuhan akan STB berkurang banyak.

Salah satu produsen STB ,  PT Hartono Istana Teknologi (Polytron Indonesia) mengakui saat ini belum ada pembicaraan dengan pemerintah

Senior Manager Business Development Polytron Joegianto mengatakan, Polytron sudah memasarkan produk STB dari tiga tahun yang lalu di kisaran harga Rp 300.000-Rp 400.000 tergantung dari penjual di ritel.

"Namun, sampai dengan saat ini pemerintah belum pernah berbicara dengan Polytron mengenai subsidi. Jikalau konsep memberikannya dalam arti gratis, kami tidak ada budget untuk itu. Jika ada permintaan untuk menyumbangkan, meskipun bisa tetapi sangat limited," jelasnya.

Joegianto mengatakan, untuk stok STB akan terus terjaga sehingga jika ada peningkatan permintaan Polytron hanya tinggal menambah produksi saja. Adapun untuk komponen STB Polytron kebanyakan dipasok dari lokal. 

Selanjutnya: UU Penyiaran digugat, industri TV nasional tidak bisa bersaing dengan bisnis OTT?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×