Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Pemerintah meminta konsorsium pemilik lapangan Matindok dan Senoro untuk menghitung ulang harga LNG proyek tersebut. Perhitungan ulang dibutuhkan karena pemerintah telah menetapkan seluruh produksi gas kilang PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Berbeda jauh dengan skenario yang disusun konsorsium, dimana sebagian besar gas akan diekspor.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, rapat koordinasi terakhir mengenai Matindok-Senoro di Kantor Wakil Presiden, Kamis (18/6) pekan lalu telah memutuskan bahwa seluruh produksi gas harus diperuntukkan bagi kepentingan domestik.
"Jadi kami dalam posisi menunggu hitungan konsorsium yaitu Pertamina, Medco, dan Mitsubishi. Kalau semua gas masuk ke domestik, maka harganya menjadi berapa," kata Purnomo, Kamis (25/6) malam.
Dengan perhitungan ulang tersebut, Pemerintah akan bisa menilai apakah proyek tersebut ekonomis atau tidak jika seluruh gas dialokasikan untuk domestik.
Purnomo mengakui, perhitungan ulang harga bisa mengakibatkan terjadinya perubahan skema pengembangan gas yang sebelumnya berbentuk hilir menjadi hulu.
"Konsorsium memang sudah mengirimkan surat kepada Wakil Presiden mengenai skenario-skenario komposisi penjualan gas untuk ekspor dan domestik. Kami akan menunggu arahan dari Wakil Presiden juga atas itu," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News