kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah resmi meminta Holding Tambang MIND.ID membeli 20% saham INCO


Senin, 07 Oktober 2019 / 14:33 WIB
Pemerintah resmi meminta Holding Tambang MIND.ID membeli 20% saham INCO
ILUSTRASI. Peluncuran MIND ID, holding industri pertambangan BUMN


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Setelah mengambil saham 51% saham PT Freeport Indonesia, kini induk perusahaan tambang bernama MIND.ID akan membeli 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Keinginan membeli saham INCO diketahui dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Melalui kementerian terkait, yakni Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN, pemerintah menunjuk MIND.ID menyerap 20% saham yang akan didivestasikan oleh INCO.

Baca Juga: Progres divestasi saham Vale Indonesia (INCO) masih tunggu langkah pemerintah

"Sudah Inalum (sekarang berganti nama menjadi MIND ID) yang ditunjuk kok," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (7/10).

Sayangnya, Bambang masih irit bicara soal jadwal divestasi tersebut. Bambang enggan mengemukakan kapan penunjukkan itu dilakukan, dan kapan proses alih terima 20% saham divestasi itu akan diberlangsungkan.

Bambang hanya bilang, ditunjuknya MIND ID untuk menyerap 20% saham divestasi INCO berdasarkan surat dari Wakil Menteri ESDM kepada Menteri Keuangan. Sedangkan untuk proses selanjutnya akan dilakukan secara Business to Business (B to B) antara MIND ID dan INCO.

"Ada suratnya dari Pak Wamen (ESDM) ke Menteri Keuangan, sudah menunjuk Inalum. Pokoknya sekarang itu urusan Inalum," ujar Bambang.

Bambang juga masih enggan untuk mengemukakan berapa nilai valuasi hasil perhitungan pemerintah terhadap 20% divestasi saham INCO tersebut.

Baca Juga: INCO, Antam dan ZINC Yakin Bisa Mencapai Target Tahun Ini premium

Yang jelas, nilai valuasi hasil perhitungan pemerintah sudah berdasarkan persetujuan dari Kementerian Keuangan, sedagkan proses kesepatan mengenai nilai saham yang akan ditransaksikan akan dilakukan secara B to B. "Nggak pakai nilai (enggan menyebutkan), Menteri Keuangan yang menerangkan. Nanti Inalum B to B," jelasnya.

Hingga tulisan ini dimuat, pihak MIND ID belum memberikan konfirmasi lebih lanjut. Hanya saja, Sekretaris Perusahaan MIND ID Rendi A. Witoelar sebelumnya menyatakan bahwa holding industri pertambangan plat merah itu siap untuk menyerap divestasi INCO jika sudah mendapatkan penugasan dari pemerintah. Bahkan, MIND ID pun sudah memiliki perkiraan nilai valuasi 20% saham INCO.

Sayangnya, Rendi masih enggan untuk membuka hasil perhitungan valuasi saham versi MIND ID, maupun terkait skema pembelian dan sumber pendanaan untuk menyerap 20% saham INCO tersebut. "Kita menunggu arahan dari regulator. Ya kalau ditugaskan, kita pasti siap. Tapi untuk itu, saya belum bisa konfirmasi," kata Rendi ke Kontan.co.id, belum lama ini.

Sebagai informasi, sesuai dengan amandemen Kontrak Karya Vale Indonesia, perusahaan yang terafiliasi dengan korporasi tambang raksasa asal Brasil, Vale SA ini, diwajibkan untuk mendivestasikan 20% sahamnya paling lambat lima tahun setelah amandemen KK, pada Oktober 2014.

Baca Juga: Progres divestasi saham Vale Indonesia (INCO) masih tunggu langkah pemerintah

Proses kali ini menjadi yang kedua untuk menggenapi divestasi INCO menjadi 40%. Sebelumnya pada tahun 1990, INCO sudah melepaskan 20% sahamnya kepada publik di Bursa Efek Indonesia, yang diakui sebagai bagian dari divestasi.

Saat dikonfirmasi Kontan.co.id sebelumnya, Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, pihaknya ingin segera merampungkan proses divestasi tersebut. Ia pun menyebutkan, INCO telah menyiapkan semua data dan hitungan harga saham yang diperlukan untuk proses divestasi.

Bernardus bilang, INCO berharap agar pemerintah cepat mengambil langkah terhadap persetujuan nilai valuasi 20% saham INCO, sehingga proses divestasi bisa segera dirampungkan.

Sayangnya, Bernardus enggan membuka terkait nilai valuasi yang telah dihitung oleh INCO. "Vale berharap agar dalam bulan Oktober ini ada perkembangan dari proses valuasi yang dilakukan oleh tim, sehingga proses divestasi dapat segera diwujudkan," kata Bernardus kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10).

Bernardus mengatakan, keinginan Vale untuk segera merampungkan proses divestasi ini sejalan dengan hasil pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Pengamat: Pemerintah perlu kajian dan konsistensi soal larangan ekspor bijih nikel

Asal tahu saja, sebagai induk usaha INCO saat ini, CEO Vale SA Eduardo Bartolomeo, telah menemui Presiden Jokowi pada 23 September 2019 lalu.

Menurut Bernardus, kedatangan CEO Vale SA tersebut menunjukkan keseriusan Vale atas proses divestasi. Dalam pertemuan tersebut, Bernardus menyebut bahwa Presiden Jokowi menyatakan dukungan untuk membantu percepatan divestasi INCO.

"Ini selaras dengan instruksi Bapak Presiden Jokowi. Ini juga menunjukkan posisi penting Indonesia sebagai penyuplai nikel utama di dunia," ungkap Bernardus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×