Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang mineral PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) masih berupaya menyelesaikan sejumlah proyek smelter di tengah hambatan berupa penyebaran virus corona.
Saat ini, ZINC tengah mengerjakan proyek smelter pemurnian timbal yang berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Direktur Kapuas Prima Coal Hendra Susanto William mengatakan, sejatinya proyek smelter pemurnian timbal ZINC akan memasuki fase commisioning di bulan Maret. Namun, wabah virus corona membuat proses commisioning smelter ini tertunda.
Baca Juga: Terdampak virus corona, Ifishdeco (IFSH) buka peluang revisi target produksi nikel
Pihak ZINC pun masih terus memantau perkembangan terkini demi mengejar target commisioning smelter pemurnian timbal. "Karena adanya isolasi dan social distancing, maka proses ini kami tunda sampai keadaan lebih kondusif," ujar dia, hari ini (24/3).
Yang pasti, setelah tahap commisioning selesai, smelter pemurnian timbal ZINC akan segera diresmikan kemudian tahap berikutnya adalah uji coba produksi secara komersial.
Smelter pemurnian timbal ZINC memiliki kapasitas sebesar 20.000 ton bullion per tahun. Ketika beroperasi nanti, smelter ini akan menjadi smelter pemurnian timbal pertama di Indonesia.
Baca Juga: Ini langkah preventif Kapuas Prima (ZINC) menjaga kinerja di tengah wabah corona
Proyek ZINC lainnya yang saat ini terpapar efek virus Corona adalah smelter seng yang juga berlokasi di Pangkalan Bun.
Hendra bilang, karena penyebaran virus Corona yang membuat kebijakan social distancing diberlakukan, maka intensitas pengerjaan fisik smelter tersebut akan dikurangi setelah bulan Maret. Perusahaan ini pun menargetkan proses pengerjaan smelter seng mencapai lebih dari 63% di akhir bulan nanti.
Manajemen ZINC masih mempertahankan target uji coba produksi smelter seng ini paling lambat di akhir tahun 2021 mendatang. Smelter tersebut akan memproduksi sekitar 30.000 ingot per tahun.
Catatan Kontan, ZINC memerlukan biaya investasi untuk membangun smelter seng tersebut sebesar US$ 30 juta.
Baca Juga: Pilah-Pilih Saham LQ45 Sebelum Pasar Berbalik Arah, Ini Saham Pilihan Analis
Di luar itu, Hendra memastikan aktivitas ekspor ore ZINC tidak terlalu terganggu sekalipun Corona menyebar. Pasalnya, perusahaan ini sudah mengamankan kontrak penjualan hingga bulan Juni 2020 nanti.
Meski begitu, ZINC tetap menerapkan protokol keamanan dan kesehatan yang ketat untuk menghindari virus Corona. "Untuk logistik ekspor kami memberlakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh kapal dan tongkang," kata Hendra.
Terkait produksi, tahun ini ZINC menargetkan produksi ore sebesar 600.000 ton. Jumlah ini di atas realisasi produksi ore perusahaan di tahun lalu sebesar 476.000 ton.
Manajemen ZINC juga menargetkan penjualan sebesar US$ 80 juta--US$ 85 juta untuk produk konsentrat seng dan timbal di tahun ini.
Untuk mewujudkan target operasional di tahun ini, ZINC berupaya memaksimalkan kapasitas produksi ore bulanan sebesar 5.000 ton per bulan. Hal ini ditopang berkat keberadaan infrastruktur tambang yang memadai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News