kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.483.000   -8.000   -0,54%
  • USD/IDR 15.635   0,00   0,00%
  • IDX 7.501   -55,86   -0,74%
  • KOMPAS100 1.166   -9,50   -0,81%
  • LQ45 931   -8,15   -0,87%
  • ISSI 225   -1,55   -0,68%
  • IDX30 480   -4,44   -0,92%
  • IDXHIDIV20 578   -5,67   -0,97%
  • IDX80 133   -1,10   -0,83%
  • IDXV30 141   -1,17   -0,82%
  • IDXQ30 161   -1,39   -0,86%

Pengusaha gembira ekspor bauksit dibuka kembali


Senin, 23 Maret 2015 / 21:19 WIB
Pengusaha gembira ekspor bauksit dibuka kembali
ILUSTRASI. Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Emiten-Emiten yang Diuntungkan


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia Zulnahar Usman menyambut positif rencana pemerintah yang akan membuka kembali ekspor bauksit. Walau tidak semua perusahaan tambang bauksit yang dibolehkan ekspor. "Harus memenuhi kriteria khusus," katanya, Senin (23/3).

Kalau dibolehkan untuk seluruh pemegang izin usaha pertambangan (IUP) maka akan beresiko eksploitasi besar-besaran yang dapat mengganggu cadangan nasional. Menurut dia, kriteria yang harus dipenuhi perusahaan tentunya seperti yang diberlakukan terhadap perusahaan tambang pemegang konsentrat tembaga, besi, dan mangan.

Perusahaan tersebut juga harus bisa membuktikan komitmen pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). "Direktur Jenderal Mineral dan Batubara harus membuat tim yang bisa menutuskan perusahaan mana saja yang diperkenankan ekspor," ujar Zulnahar.

Terkait investasi pembangunan smelter Bintan Alumina, Zulnahar bilang, sejatinya saat ini pembangunan masih berjalan sesuai dengan perencanaan. Dia mengklaim, perusahaannya juga  sudah menyiapkan belanja modal, sehingga tidak kesulitan pendanaan untuk biaya pembangunan.

Menurutnya, pemerintah seharusnya juga turut memperhatikan kesulitan perusahaan dalam pengurusan perizinan, misalnya terkait dengan izin pinjam pakai kawasan hutan maupun lingkungan. "Proses pembangunan smelter kami sebelumnya sempat mandeg karena proses perizinan, sekarang kami baru saja menyelesaikan izin lingkungan," jelas Zulnahar.

Seperti diketahui, Bintan Alumina menggandeng Nanshan Alumunium Co Ltd untuk membangun indutri alumunium yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan total investasi mencapai US$ 6 miliar. Tahap awal, perusahaan tersebut akan membangun smelter alumina dengan kapasitas 2,1 juta ton per tahun dengan biaya investasi mencapai US$ 1 miliar.

Adapun kebutuhan lahan untuk membangun industri tersebut mencapai sekitar 2.700 lahan, termasuk untuk kebutuhan pelabuhan, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 3x110 megawatt (MW). Sampai sekarang, Bintan Alumina sudah melakukan pembebasan seluas 2.000 ha, dan sisanya akan dibebaskan dalam waktu dekat ini.

Untuk pembangunan smelter, Bintan sampai sekarang belum menggelar kegiatan fisik lantaran masih fokus merampungkan pelabuhan agar mempercepat arus keluar masuk keluar mesin-mesin pabrik. progres smelter sekarang mencapai 10% hingga 15%, dan nantinya pada 2016 depan konstruksi smelter bisa selesai.

Sementara, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery menyatakan siap merampung tahapan engineering, procurement, and construction (EPC) unit 1 pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina pada Desember mendatang.

Perusahaan tersebut siap menggelontorkan dana senilai US$ 335 juta di tahun ini untuk dapat merampungkan kegiatan konstruksi pabrik berkapasitas 1 juta ton alumina per tahun tersebut. Sedangkan produksi komersial akan mulai 2016 depan.

Sebagai informasi, Well Harvest merupakan perusahaan patungan dengan para pemegang saham yaitu China Hongqiao Group Limited sebesar 55%, Cita Mineral sebesar 30%, Winning Investment (HK) mencapai 10%, serta Shandong Weiqiao Alumnium Electricity Co Ltd sebesar 5%.  

Hingga Januari 2015, progres pembangunan smelter sudah mencapai sekitar 43,66%. Di mana, investasi yang telah dibelanjakan Well Harvest telah mencapai US$ 265,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×