kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan lesu di kuartal II 2020, Garuda Metalindo lakukan penghematan besar-besaran


Kamis, 25 Juni 2020 / 17:10 WIB
Penjualan lesu di kuartal II 2020, Garuda Metalindo lakukan penghematan besar-besaran


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) melakukan penghematan besar-besaran di kuartal II 2020. Upaya ini bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan kinerja di tengah lesunya permintaan untuk produk-produk komponen otomotif akibat pagebluk corona (covid-19).

Direktur  PT Garuda Metalindo Tbk Anthony Wijaya mengatakan, mayoritas penjualan produk-produk baut serta komponen-komponen otomotif sejenis milik perusahaan didominasi oleh penjualan ke pabrikan mobil dan motor. Sementara, produk-produk yang menyasar segmen pasar aftermarket hanya memiliki porsi sekitar 3%-4% saja dari total penjualan secara keseluruhan.

Baca Juga: Kinerja tertekan, pendapatan dan laba bersih Garuda Metalindo (BOLT) kompak turun

Akibatnya, kinerja penjualan BOLT turut terpukul ketika kegiatan produksi pabrikan mobil dan motor melesu. Hal ini sudah mulai dirasakan pada bulan Maret 2020 lalu ketika sektor otomotif mulai terimbas oleh efek gulir pandemi corona. 

Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, penjualan suku cadang motor menyusut  7,50% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 292,34 miliar di kuartal I 2020. Padahal, sebelumnya penjualan suku cadang BOLT mampu mencapai  Rp 316,05 miliar di kuartal I 2019. Sementara itu, penjualan suku cadang mobil turun tipis 0,53% yoy dari Rp 25,44 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 25,30 miliar di kuartal I 2020.

Tren penurunan ini, kata Anthony, kembali berlanjut di bulan April dan Mei 2020 seiring dengan adanya penghentian produksi sementara pada sejumlah pabrikan otomotif  di dalam negeri Akibatnya, utilisasi produksi perusahaan ikut anjlok dari semula sekitar 70% dari total kapasitas terpasang 30.000 ton per tahun menjadi hanya 10%-15% saja.

“Kalau misalnya produsen mobil dan motor berhenti produksi otomatis kegiatan penjualan kami ikut terhenti,” terang Anthony ketika dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (25/6).

Baca Juga: Kena Imbas Corona, Garuda Metalindo (BOLT) Memangkas Proyeksi Bisnis Tahun Ini

Penerapan relaksasi PSBB serta pembukaan kembali kegiatan produksi sejumlah pabrikan pada bulan Juni 2020 memang diakui berdampak positif bagi perusahaan. Anthony mencatat, pesanan dari beberapa pabrikan seperti misalnya PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sudah mulai pulih secara  berangsur-angsur. 

Namun demikian, Anthony bilang bahwa kondisi masih belum bisa mengungkit kinerja untuk menyamai kondisi normal. Tidak tanggung-tanggung, kinerja penjualan di sepanjang paruh pertama bahkan diperkirakan bisa turun hingga double digit bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Oleh karenanya, BOLT menyiapkan beberapa strategi penghematan. Yang pertama, BOLT melakukan pemotongan gaji karyawan dengan melaksanakan on-off kerja. Maksudnya, BOLT memberlakukan sistem kerja selang-seling pada karyawan perusahaan secara bergantian.

Dalam hal ini, gaji karyawan yang kebagian masuk kantor akan dibayar secara penuh, sementara karyawan sedang yang kebagian libur dipotong sebagian gajinya.

Baca Juga: Pandemi corona, Krama Yudha Tiga Berlian revisi target di semester II

Kedua, BOLT juga melakukan penundaan pembelian terhadap pembelian sebagian barang tertentu. Asal tahu, mulanya BOLT berencana membeli sejumlah mesin untuk keperluan peremajaan. 

Namun demikian, sebagian dari mesin yang dirasa belum terlalu dibutuhkan ditunda pembeliannya guna menghemat pengeluaran. Terakhir, upaya penghematan juga dilakukan dengan melakukan negosiasi term pembayaran kewajiban ke pemasok.

Selain melakukan penghematan, BOLT juga mengajukan penundaan sementara atas pembayaran sebagian pokok pinjaman yang dibayar secara bulanan dengan pihak kreditur, sementara bunga pinjaman tetap dibayarkan secara rutin.

Sebagai perwujudan dari upaya ini, BOLT telah berkomunikasi dengan pihak Bank Panin selaku kreditur atas pinjaman yang diperoleh Bolt. “Kami sudah melakukan komunikasi dengan pihak Bank Panin dan sudah disetujui,” ungkap Anthony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×