kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan mobil berpotensi anjlok 40%, APM akan revisi target


Rabu, 08 April 2020 / 15:58 WIB
Penjualan mobil berpotensi anjlok 40%, APM akan revisi target
ILUSTRASI. Penjualan mobil 2020. KONTAN/Baihaki/23/1/2020


Reporter: Agung Hidayat, Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (covid-19) berpotensi memukul bisnis otomotif dalam negeri. Para Agen Pemegang Merek (APM) mobil bakal menekan produksi pabrikan akibat lesunya permintaan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengakui bahwa target penjualan untuk tahun 2020 yang ditetapkan awal tahun ini sebesar 1,05 juta unit sudah tak lagi relevan. Maka dari Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo mengatakan Senin kemarin, (6/4) pihaknya merevisi proyeksi volume penjualan sepanjang tahun ini sebanyak 600.000 unit saja.

Baca Juga: Pandemi corona, sejumlah pabrikan otomotif sediakan layanan servis ke rumah

Wabah yang tak kunjung usai ini menyebabkan beberapa pabrikan mobil menghentikan sementara produksinya. Menurut Gaikindo, ada berbagai alasan produksi dihentikan sementara mulai dari suplai bahan baku terganggu atau stok yang tersedia dirasakan sudah cukup untuk beberapa bulan k edepan.

Tercatat, APM Wuling, Honda dan Suzuki telah mengumumkan pabriknya stop sementara akibat pagebluk ini. Menurut Brian Gomgom, Media Relations Supervisor Wuling Motors motivasi penghentian sementara produksi ialah mengimplementasikan anjuran pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus korona.

"Aktivitas produksi pabrik di Cikarang diberhentikan mulai dari 6 April sampai 19 April ke depan," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4). Dengan luas lahan 60 hektar, pabrik Wuling mempunyai kapasitas produksi hingga 120.000 unit per tahun.

 Hal yang sama juga dilakukan PT Honda Prospect Motor (HPM) dengan menghentikan kegiatan produksinya mulai tanggal 13 April mendatang. Pabrik Honda di Karawang yang berkapasitas 200.000 unit per tahun tersebut akan berhenti beroperasi selama 14 hari.

Baca Juga: Corona tekan penjualan dan kegiatan produksi mobil Daihatsu

Manajemen mengakui bahwa penghentian sementara produksi menyebabkan volume produksi mobil Honda tahun ini turun. “Pada dasarnya kami harus menyesuaikan tingkat produksi kami dengan permintaan pasar,” kata Yusak Billy, Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Tahun ini Honda memilih untuk fokus meningkatkan efisiensi bisnis dan produksi serta menjaga penguasaan pangsa pasar ritel minimal 14,5%. Jika volume pasar nasional menyusut maka otomatis penjualan Honda turut mengecil.

Sudah turun dari awal tahun

Anjloknya produksi juga akan dialami oleh Daihatsu. Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengatakan kegiatan produksi pabrikan dilakukan satu shift dengan jam kerja lebih rendah dari biasanya.

Seiring dengan pemberlakuan pengurangan shift dan waktu kerja ini, Amelia memperkirakan realisasi produksi Daihatsu bisa turun hingga lebih dari 40% dibanding realisasi produksi pada kondisi normal. Adapun pada kondisi normal, Daihatsu mampu memproduksi hingga sebanyak 530.000 unit kendaraan dalam setahun.

Baca Juga: Di tengah wabah corona, Suzuki Ertiga didiskon hingga Rp 20 juta

Sementara itu dampak wabah sudah dirasakan APM Daihatsu terhadap penjualan mobilnya. Amelia mengatakan penjualan ritel Daihatsu di bulan Maret 2020 turun hingga 20% dibandingkan penjualan Februari tahun ini.

Hal ini terjadi seiring turunnya pasar mobil secara nasional yang juga turun sekitar 20% pada bulan Maret di tengah mewabahnya virus korona. "Bulan April nanti pasar mobil diperkirakan turun lebih dalam lagi," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Sementara itu Ernando Demily, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia mengatakan pabrik perusahaannya tidak ditutup, melainkan mengurangi kegiatan produksi sehingga tidak menempatkan banyak karyawan di satu tempat. "Tim yang bekerja kami bagi agar tidak banyak orang dalam satu ruangan guna menerapkan social distancing," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (7/4).

Lebih lanjut ia bilang jadwal dan jumlah produksi pun mengalami perubahan seiring perubahan forecast penjualan yang baru. Ernando mengakui bakal ada penurunan penjualan dan pihaknya akan merevisi target di tahun ini.

"Puncaknya (turun penjualan) prediksi kami di April-Mei ini," kata Ernando. Meski demikian, Isuzu melihat masih ada peluang untuk menumbuhkan segmen pasar di mobil komersial.

Kata Ernando, dengan menguatnya sektor logistik di kala pandemi ini dengan ramainya transaksi online ada kemungkinan kebutuhan kendaraan seperti truk dan pikap turut terkerek naik.

Baca Juga: Honda Prospect Motor akan hentikan produksi selama 14 hari terdampak corona


Produksi mobil

2013  1,20 juta unit
2014  1,29 juta unit
2015  1,09 juta unit
2016  1,17 juta unit
2017  1,22 juta unit
2018  1,34 juta unit
2019  1,28 juta unit
Jan-Feb 2020   159 ribu unit

Baca Juga: Moody's akan pangkas rating sejumlah perusahaan otomotif dunia

Penjualan mobil

2013  1,22 juta unit
2014  1,20 juta unit
2015  1,01 juta unit
2016  1,06 juta unit
2017  1,07 juta unit
2018  1,15 juta unit
2019  1,03 juta unit
Jan-Feb 2020   216 ribu unit
Proyeksi 2020  600 ribu unit

sumber grafis: gaikindo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×