kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,81   -26,92   -2.90%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan produk lisensi jadi andalan Technoplast


Senin, 05 Maret 2018 / 19:25 WIB
Penjualan produk lisensi jadi andalan Technoplast
ILUSTRASI. Produk Technoplast


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih ddidominasi oleh produk-produk lisensi, PT Trisinar Indopratama (Technoplast) tetap konsisten dalam memproduksi barang-barang generik. Bahkan, manajemen Technoplast mengklaim sejak kemunculannya pertama kali telah fokus untuk mengembangkan produk generik.

Namun demikian, saat memulai pengembangan bisnisnya, CEO dan Founder PT Trisinar Indopratama Fadjar Indra menyebutkan, tidak mudah untuk mengembangkan penetrasi pasar. "Awalnya Technoplast itu barang generik, bukan barang lisensi. Karena awal-awal itu penetrasi pasar susah sekali, akhirnya kita ketemu jalur lisensi," ungkap Fadjar kepada KONTAN.co.id, Senin (5/3).

Fadjar berencana untuk terus mengembangkan tingkat penjualan produk-produk generik sambil tetap mengikuti tren gaya hidup.

Asal tahu saja, hingga saat ini Technoplast sudah mempunyai sekitar 50 lisensi. Fadjar menyebut, setiap tahun pihaknya akan selalu melakukan penambahan atau pengurangan lisensi."Jadi kalau lisensi yang baru atau laku, kita perpanjang atau tambah, sementara lisensi yang tidak laku, kita hentikan," tambah Fadjar.

Tahun ini, Technoplast baru saja meluncurkan beberapa lisensi baru, seperti Tayo, Tobot, Aquaman, DC Hero Girls, Power Puff Girls, We Bare Bear, Shimmer and Shine, Shopkins, dan Rainbow Ruby. 

Fadjar bilang, untuk membeli satu lisensi, pihaknya mengalokasikan dana berkisar US$ 5.000-US$ 100.000 per tahun. Sementara itu, royalti yang harus dibayarkan sekitar 10%-15% dari penjualan.

Merasa sebagai pemain utama dalam bisnis personal ware, Fadjar bilang, pihaknya selalu mengikuti tren lisensi terbaru. Dia bilang, Indonesia tidak jarang ketinggalan tren lisensi. "Di luar negeri sudah tren, di sini belum masuk. Market di sini selalu terlambat 2-3 tahun dari luar negeri. Atau paling cepat biasanya setengah tahun," kata Fadjar.

Dalam dua tahun terakhir, Technoplast mulai mengembangkan konten lokal, berupa lunch box. Menurut Fadjar, hal itu dilakukan sebagai momentum lantaran Technoplast sudah mulai dikenal oleh masyarakat. 

Meski begitu, marketshare Technoplast saat ini sebesar 60%-70% yang masih didominasi oleh produk lisensi. Produk yang berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan Technoplast, kata Fadjar adalah produk botol minum dan lunch box.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×