kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan jasa pengiriman terus naik, investasi di sektor logistik kian menarik


Senin, 23 Agustus 2021 / 20:52 WIB
Permintaan jasa pengiriman terus naik, investasi di sektor logistik kian menarik
ILUSTRASI. Subsidi Ongkos Kirim: Petugas mengirimkan barang di salah satu jasa logistik di Jakarta,


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring tren belanja online yang terus naik, bisnis di industri logistik pun semakin menarik. Apalagi, sebagai salah satu sektor yang berperan vital  selama masa pandemi covid-19, permintaan terhadap jasa pengiriman cepat (delivery express) telah tumbuh signifikan.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) M. Feriadi menyampaikan, dengan hambatan masuk (barriers to entry) yang relatif kecil, pebisnis dan investor pun bisa lincah mengembangkan usaha di sektor logistik.

Saat ini perusahaan logistik pun semakin marak dengan pilihan layanan yang kian beragam. Secara nasional, Asperindo tercatat memiliki 367 anggota. Dalam periode setahun terakhir, jumlah pelaku usaha jasa pengiriman cepat meningkat cukup pesat.

"Secara khusus kami belum memetakan dari sisi tipe usaha dan fokus segmen layanannya. Yang kami lihat dalam satu tahun ini terdapat penambahan jumlah menjadi anggota Asperindo lebih kurang sebanyak 50 perusahaan," kata Feriadi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/8).

Baca Juga: Fintech pembayaran gaet industri transportasi untuk tingkatkan transaksi

Dengan prospek yang menarik, tak heran konglomerat pun kian melirik bisnis logistik. Pasalnya, bisnis jasa antar cepat terbukti mampu membuat kinerja emiten logistik melesat. PT Tri Adi Bersama (Anteraja), misalnya, berkontribusi paling besar terhadap pendapatan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) pada Semester I-2021.

Bisnis antar cepat Anteraja itu mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan meroket 269,9%. Segmen ini menyumbang pendapatan sebesar Rp 982,3 miliar atau 46,6% dari pendapatan ASSA, emiten yang merupakan bagian dari Triputra Group milik konglomerat T.P. Rachmat.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda melihat, adanya peluang para konglomerat yang akan terus merangsek ke bisnis logistik. Sebab, bisnis ini akan terus naik daun seiring dengan tumbuhnya ekonomi digital atau e-commerce.

Nah, di tengah persaingan yang semakin ketat maka dibutuhkan pendanaan yang kuat. Di sini lah peran investor untuk masuk terbuka lebar.

"Jika dari perusahaan venture capital ataupun perusahaan teknologi raksasa belum berani masuk, kehadiran konglomerasi Indonesia mendatangkan dana segar untuk membuat perusahaan startup logistik bisa bersaing," kata Huda.

Bahkan, perusahaan e-commerce yang mengalami lonjakan bisnis secara pesat bukan tak mungkin akan membuat layanan logistiknya sendiri. Misalnya seperti yang ditunjukkan oleh Shopee Express atau dengan bergabungnya Gojek dan Tokopedia (GoTo).

Jasa pengiriman terus bertumbuh

Asperindo mengamini, industri logistik bisa terus bertumbuh karena sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Terutama dengan penitrasi e-Commerce yang terus menanjak.

M. Feriadi menyampaikan, dalam catatan Asperindo, volume pengiriman rerata nasional sepanjang semester pertama 2021 telah tumbuh sekitar 30% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Secara nasional masih tumbuh sekitar 30%. Kue-nya telah bergerak menjadi lebih besar untuk kiriman lokal atau dalam kota," kata Feriadi.

Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Pakar Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Nofrisel menyampaikan bahwa segmen logistik ritel mencatatkan kenaikan kinerja yang lebih signifikan dibandingkan dengan segmen logistik bulk.

Peningkatan logistik ritel tak lain didorong oleh perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang berbelanja secara digital.

Baca Juga: J&T Cargo meluncur, layani segmen jasa pengiriman paket besar

"Walau ada perkembangan pesat di sektor digital, tapi perpindahan barang tetap harus dilakukan secara fisik. Jadi tingkat kompetitif logistik meningkat karena daya dorong digitalisasi. Namun teknologi menjadi nothing, jika tidak didukung kemampuan operasional yang mumpuni dan efisien," terang Nofrisel.

Dalam catatan Kontan.co.id, pada periode semester pertama 2021 ini, para pemain besar di jasa logistik ekspress mampu mendongkrak kinerja volume pengiriman paket dengan persentase puluhan, bahkan hingga ratusan persen dibandingkan tahun lalu.

Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengamini, perkembangan e-commerce yang begitu cepat membuat kebutuhan pengiriman barang ikut melesat. Di tengah maraknya pemain baru di sektor ini, JNE masih bisa mencatatkan pertumbuhan sekitar 20%-30%.

"Meningkatnya kebutuhan pengirimankarena pandemi ini juga merupakan tantangan, sehingga JNE terus menjalankan pengembangan dan pembangunan sesuai rencana, seperti pembangunan mega hub yang terus berjalan serta jaringan maupun infrastruktur lain agar terus menangani kapasitas pengiriman yang bertambah," kata Eri kepada Kontan.co.id.

Pemain besar lainnya, yaitu J&T Express meraih pertumbuhan sekitar 25% pada enam bulan pertama 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pelanggan J&T Express telah mencapai 100 juta di seluruh Indonesia.

Saat ini rata-rata pengiriman paket per hari mencapai 2,5 juta paket di hari normal dan meningkat di masa peak season.

Pemain jasa logistik lain yang mencatatkan pertumbuhan pengiriman sepanjang semester I-2021 ini antara lain Paxel yang mencatatkan kenaikan sekitar 35%. Lalu ada Ninja Xpress yang membukukan peningkatan lebih dari 80%.

Baca Juga: Ninja Xpress kirim lebih dari 15 juta paket selama masa PPKM darurat

Sementara itu, Anteraja mencatat rata-rata pengiriman mencapai lebih dari 500.000 paket per hari, atau naik lebih dari 100% dibandingkan semester I-2020. Tak kalah pesat, SiCepat Ekspress mengalami lonjakan pertumbuhan bisnis pengiriman hingga 180% pada paruh pertama tahun ini.

Maraknya investasi di sektor logistik diharapkan bisa membuat industri jasa pengiriman ini kian kompetitif sehingga menimbulkan persaingan sehat dan masyarakat bisa punya lebih banyak pilihan layanan.

Meski secara bisnis tetap bertumbuh, namun Asperindo berharap pandemi bisa segera berakhir. Sebab, jika terjadi berkepanjangan maka daya beli masyarakat akan semakin rontok.

"Para anggota Asperindo diarahkan berfokus ke memberikan pelayanan selalu lebih baik. Saat ini kami sedang berfokus pada bagaimana pandemi bisa berakhir. Program yang kami dorong dilakukan para anggota secara aktif  melakukan vaksinasi bagi para karyawan perusahaan," pungkas Feriadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×