kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Persaingan di Bisnis Tepung Terigu Kian Sengit


Rabu, 25 Maret 2009 / 09:06 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Persaingan industri tepung terigu bakal semakin ketat. Dua tahun terakhir, setidaknya ada 16 investasi baru di industri ini. Para pemain baru ini merasa, belakangan para produsen besar berupaya menahan langkah ekspansi mereka.

Adalah Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) yang mengklaim sudah menemukan terigu kemasan merek Giant yang tak memenuhi standar (SNI). Selain itu, ada terigu merek Aro yang tidak memenuhi kadar besi kurang dari 50 miligram (mg) per kilogram (kg), seng kurang dari 30 mg, dan vitamin B2 kurang dari 4 mg per kg.

Sasaran tudingan asosiasi, yang mewakili produsen teribu besar dengan total kapasitas produksi 4,8 juta metrik ton per tahun, adalah produsen terigu baru. Salah satunya adalah PT Berkat Indah Gemilang yang dituding memproduksi tepung merek Giant.

Cara bertahan hidup

Singgih Sutanto, Direktur Utama PT Berkat Indah Gemilang, yang menjadi tertuduh, mengatakan, mereka merasa mendapatkan pengawasan dari produsen besar, terutama soal harga. Saat ini, mereka memang menjual terigu ke tingkat eceran dengan harga Rp 6.000 per kg, lebih rendah dari harga anggota Aptindo.

Cuma, kata Singgih, itu salah satu cara agar industri baru terus bisa hidup. Meski begitu, mereka mengklaim tetap mementingkan kualitas. "Dari sisi harga, pabrik kecil diawasi pabrik terigu besar. Padahal, kalau dibandingkan, kami tak ada artinya," katanya.

Berkat Indah juga mengklarifikasi temuan pembungkusan kembali atau repacking produk berlabel Giant, yang diduga tidak memenuhi SNI terigu. "Kami bukan yang membungkus dengan merek itu (Giant)," kata Wiyanto Soemardi, Direktur PT Berkat Indah Gemilang.

Wiyanto mengaku hanya bertanggung jawab terhadap isi produk yang dikemas untuk ukuran 25 kg dengan merek Mustafa dan Swordfish.

Saat ini, Berkat Indah memiliki pabrik di Banten. Total produksinya sebanyak 60 ton terigu dengan jumlah tenaga kerja 100 orang.

Aptindo menampik tudingan bahwa mereka memojokkan pemain baru. Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari loppies menilai, temuan dan pengawasan Aptindo bertujuan mencegah beredarnya produk terigu non standar. "Kecerewetan saya melakukan pengawasan justru bakal berdampak positif bagi investasi," tegas Ratna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×