Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina menargetkan rencana kerja yang masif dan agresif di sisa tahun ini.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita mengungkapkan, sejumlah program yang disiapkan meliputi kegiatan pengeboran, pengerjaan proyek-proyek hulu migas serta implementasi waterflood.
Untuk kegiatan pengeboran, Pertamina menargetkan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur, sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur, penambahan rencana kerja workover, perawatan sumur, dan reaktivasi sumur.
"Jumlah ini lebih dari 2 kali lipat jumlah realisasi tahun 2021, (tahun lalu) 350 sumur pengembangan dan 12 sumur eksplorasi," ungkap Arya kepada Kontan, Senin (25/4).
Arya melanjutkan, sejumlah proyek yang bakal dipastikan onstream tahun ini meliputi Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) 2A, Sumatra Light Oil (SLO) Stage 1 Rokan, Jambaran Tiung Biru, ABG Gantar Optimasi serta Zulu Phase 2.
Baca Juga: Siapa Saja yang Berhak Menggunakan LPG 3 Kg? Ini Daftarnya
Selanjutnya, sejumlah maintenance dan peningkatan integritas fasilitas produksi juga bakal dilakukan. Arya menambahkan, Pertamina pun siap mendorong capaian dari implementasi waterflood di Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI).
Arya menjelaskan, hingga kuartal I 2022 PHE sebagai subholding upstream Pertamina menorehkan produksi minyak sebesar 523 ribu barel per hari (BOPD) serta gas sebesar 2.612 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
"PHE juga telah menyelesaikan pemboran sumur pengembangan sebanyak 144 sumur dan sumur eksplorasi sebanyak 2 sumur," sambung Arya.
Merujuk paparan SKK Migas, kinerja produksi minyak Pertamina Group kurang begitu memuaskan sepanjang kuartal I 2022. Raihan produksi sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina tercatat belum melampaui target produksi yang ditetapkan dalam APBN 2022.
Baca Juga: PHR dan PNRE Groundbreaking PLTS Berkapasitas 25 MW
Kondisi tak berbeda jauh pun terjadi untuk lifting gas sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Secara umum, realisasi produksi hulu migas nasional di kuartal I 2022 mencapai 623 ribu BOPD. Jumlah ini lebih rendah dari target seharusnya di kisaran 654 ribu BOPD. Sementara itu, produksi gas mencapai 6,469 MMSCFD.
Adapun, merujuk data SKK Migas, realisasi lifting migas mencapai 1.739 Barel Oil Equivalent Per Day (BOEPD). Jumlah tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 611,7 ribu BOPD atau setara 87% dari target yang ditetapkan sebesar 703 ribu BOPD serta gas sebesar 5.321 MMSCFD atau 92% dari target sebesar 5.800 MMSCFD.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan unplanned shutdown yang terjadi pada sejumlah lapangan migas membuat kinerja hulu belum optimal. Padahal sejumlah kegiatan seperti kerja ulang sumur, pengeboran dan well services sudah cukup masif dilakukan.
Selain itu, entry point untuk produksi migas di tahun ini pun diakui masih cukup rendah imbas pandemi covid-19 di tahun 2021 lalu.
"Ini adalah hal-hal yang kalau kita lihat, lawan kita yang paling utama adalah unplanned shutdown, kita akan coba bagaimana bisa menurunkan unplanned shutdown," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Virtual (Jumat (22/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News