Reporter: Dimas Andi | Editor: Cipta Wahyana
Namun masih dibutuhkan beberapa perbaikan terkait adaptasi produk, kapasitas produksi, standardisasi, sertifikasi, label dan kemasan, serta pembuatan katalog dalam rangka meyakinkan permintaan calon pembeli atau importir hingga perwakilan distributor. "Untuk itu, perlu langkah berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas produk mitra binaan dengan melakukan pendampingan intensif," imbuh Arya.
Salah satu pelaku UMKM yang mendapatkan respons dari pembeli luar negeri saat SMEXPO adalah Agustine Embroidery. Mereka menerima pesanan ekspor produk coaster atau tatakan gelas dari Arab Saudi dan produk table runner dari Australia. "Tentu nanti kami follow up dengan didampingi Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED) yang ditunjuk Pertamina sebagai pendamping UMKM," jelas Agustiandary, pemilik Agustine Embroidery.
Tri Handayani, pemilik UMKM Raja Patin, yang menjual kerupuk kulit ikan patin juga merasakan dampak pembinaan Pertamina. Raja Patin memerlukan bahan baku 18 ton. Pertamina pun memberikan berbagai bantuan kepada Raja Patin berupa permodalan untuk bahan baku, promosi melalui acara bergengsi, serta dukungan dalam perizinan. Bantuan itu membuat Raja Patin bertahan menghadapi tantangan di masa pandemi. "Saat awal pandemi Covid-19, omzet kami sempat turun 15%, tapi kemudian omzet kami malah bisa naik lagi," ujar Tri.
Selanjutnya: Jadi mitra binaan Pertamina, UMKM kopi ini raih kontrak ekspor Rp 1,2 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News