Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengaku siap menjalankan keputusan pemerintah apabila ditunjuk mengelola sumur Migas Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur.
Meski begitu, Pertamina mengatakan akan "welcome" apabila ada pihak lain yang ingin bekerja sama mengelola Blok Migas yang saat ini masih dikuasai Total E&P Indonesie tersebut "Pertamina akan welcome untuk bekerja sama dengan pihak lain," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (7/3/2015).
Lebih lanjut dia menuturkan, Pertamina saat ini secara finansial sudah sangat siap untuk mengambil alih Blok Mahakam dari Total. Bahkan perhitungan dana investasi juga sudah dilakukan Pertamina.
Sayangnya, saat ditanya angkanya, Dwi menolak menyebutkannya. "Sudah ada (dana investasi), jadi tidak usaha terlalu khawatirkan," kata dia.
Sebagaimana diketahui, kontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani pada 1967 yang kemudian diperpanjang pada 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 017. Awalnya, saat eksplorasi dilakukan pada 1967, cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial atau dikenal dengan istilah 2P-red) minyak dan gas bumi di Blok Mahakam cukup besar yaitu 1,68 miliar barel minyak dan gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).
Pascamulai diproduksikan dari lapangan Bekapai pada 974, produksi dan pengurasan secara besar-besaran cadangan membuat Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar di dunia pada tahun 1980-2000. Kini, setelah selama 40 tahun, sisa cadangan 2P minyak saat ini sebesar 185 juta barel dan cadangan 2P gas sebesar 5,7 TCF.
Pada akhir masa kontrak tahun 2017 diperkirakan masih tersisa cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada tahun 2017. Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti (P1) gas kurang dari 2 TCF. (Yoga Sukmana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News