kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.201   60,44   0,85%
  • KOMPAS100 1.107   12,17   1,11%
  • LQ45 879   12,50   1,44%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,62   1,49%
  • IDXHIDIV20 541   6,13   1,15%
  • IDX80 127   1,51   1,20%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 149   1,78   1,20%

Pindad luncurkan Divisi Teknologi Cyber Security


Rabu, 18 Oktober 2017 / 07:00 WIB
Pindad luncurkan Divisi Teknologi Cyber Security


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Pindad sendiri sudah memiliki pusat pelatihan seluas 1500 meter persegi di menara AXA, Kuningan, Jakarta Selatan. Dari tempat itu, Pindad menggelar pelatihan dan sertifikasi. Beberapa lembaga yang tercatat sudah mencicipi fasilitas Pindad itu di antaranya adalah Divisi Cyber Crime Bareskrim Polri, Kementerian Pertahanan, dan menyusul Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) jika telah terbentuk.

"Biasanya dulu untuk pelatihan harus ngirim orang ke belanda, ke hawai, kini cuku ke Kuningan. Alhamdulillah, secara pelan orang sudah tahu Pindad punya lembaga training IT," ujar Widja.

Sayangnya Widja enggan membuka berapa nilai yang telah diinvestasikan Pindad untuk membentuk Pindad Cyber Advance System itu.

"Bayangkan saja kami menyewa mall di kuningan. Dengan investasi ini, lembaga besar seperti TUV SUD dan  pun langsung mau bekerja sama dengan kami," ujar Widja.

Senada Direktur Multimatics Agus Setiawan, mengungkapkan tujuan seminar di acara Indonesia International Cyber Security Leader 2017 adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan institusi pemerintah dan perusahaan tentang pentingnya pertahanan dan keamanan informasi. 

"Kita ingin mereka bisa menggunakan teknologi, sekaligus kuat juga dengan pengamanannya. Saya yakin ini tidak stop di sini saja. Ini kita buat sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya keamanan informasi," ujar Agus.

Menurut dia, rendahnya kesadaran institusi dan perusahaan tergambar dari perilaku rajin beli software, dan beli alat, tapi abai melatih sumber daya manusia. Data itu tergambar dari masih rendahnya jumlah profesional di Indonesia yang tersertifikasi.

"Indonesia ini dari segi angka belum menggembirakan, dengan ajumlah penduduk 250 juta, yang baru tersertifikasi Certified Information Systems Security Professional (CISSP) baru ratusan, sementara Singapura yang penduduknya tak seberapa sudah ribuan yang tersertifikasi," ujar Agus memberi perbandingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×