Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Sebanyak 215 proyek di antaranya, menurut data tabel yang dimuat dalam bagian appendix draft dokumen tersebut, masuk dalam kategori proyek Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Beberapa contoh proyek besarnya misalnya seperti PLTA Java Bali dengan kuota tersebar PSPP 760 MW, PLTP Gunung Salak 7 55 MW, PLTP Gunung Salak 8 80 MW, PLTS Saguling 60 MW, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Sebanyak 52 PLTS Masuk Prioritas Skema Pendanaan JETP
Peneliti Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) Putra Adhiguna mengatakan bahwa program JETP patut diapresiasi lantaran disusun lewat evaluasi yang mendalam. Namun, realisasinya perlu dikawal agar terlaksana dengan baik.
“Karena sifatnya yang longgar dan tidak mengikat maka pertanyaannya adalah mengenai realisasinya,” ujar Putra saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (5/11).
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa masuknya proyek pembangkit energi terbarukan dalam dokumen rencana JETP merupakan hal yang positif.
Hanya saja, ia menilai bahwa perlu ada proses seleksi untuk memilah mana proyek yang secara finansial akan menarik dan tidak memiliki dampak sosial lingkungan yang berisiko.
“Sebagai contoh soal panas bumi, disebutkan dalam dokumen CIPP JETP bahwa proses pengeboran dan posisi proyek yang bersinggungan dengan masyarakat akan memiliki implikasi terhadap biaya investasi dan waktu yang lebih lama. Jadi solar panel, mikrohidro hingga angin menjadi alternatif yang akan menarik minat investor baik negara maju maupun Gfanz,” terang Bhima saat dihubungi Kontan.co.id.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan bahwa pihaknya masih akan membahas program-program yang dimuat dalam draft CIPP JETP.
“Masih mau dibahas,” ujar Jisman singkat saat dihubungi Kontan.co.id.
Baca Juga: Tahun Ini, Satu Program Transisi Energi Lewat JETP Bakal Digarap
Sejauh ini, transaksi pendanaan pada sebagian proyek pembangkit EBT sudah mulai berjalan. Hal ini sudah mulai dilakukan misalnya saja pada megaproyek pembangkit EBT Hijaunesia.
“Banyak sudah ongoing juga, yang (proyek) Hijaunesia misalnya,” ujar Kepala Sekretariat JETP Indonesia, Edo Mahendra, kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News