kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN tandatangani PPA listrik enam pembangkit


Sabtu, 12 Maret 2011 / 08:20 WIB
PLN tandatangani PPA listrik enam pembangkit
ILUSTRASI. Potongan adegan film 1917


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. Upaya penyelesaian jual beli listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan pemilik pembangkit terus mengalami kemajuan. Kemarin (11/3), PT PLN menandatangani enam perjanjian jual beli listrik (power purchase agreemeent/PPA) untuk enam pembangkit panas bumi dengan total kapasitas 435 megawatt (MW).

Lima dari enam pembangkit itu milik PT Pertamina Geothermal Energy dan satu pembangkit milik PT Westindo Utama Karya. Adapun lokasi pembangkit tersebut dua di Sumatra, dua di Jawa Barat, dua lainnya di Indonesia Timur, yaitu di Nusa Tenggara Timur dan di Sulawesi Utara.
"Penandatangan PPA yang di Indonesia Timur ini merupakan terobosan untuk menaikkan rasio elektrifikasi di sana menjadi 70%," ujar Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, Jumat (11/3).

Direktur Utama PGE Abadi Purnomo mengatakan, harga listrik PPA tersebut berada plafon sebesar 9,7 sen dollar AS per kWh. Misalnya untuk PLTP Lahendong unit 5 dan 6, PLTP Karaha Bodas, Kamojang unit 5 dan 6, PLN dan PGE menyepakati harga 8,25 sen dollar AS per kWh. Sedangkan untuk PLTP Ulu Belu unit 3 dan 4 dan PLTP Lumut Balai unit 1 sampai 4, harganya 7,53 sen dollar AS per kWh. "Jangka waktunya untuk produksi unit PLTP selama 30 tahun sejak PLTP tersebut beroperasi," kata Abadi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh mengatakan, tambahan pembangkit ini semakin memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Indonesia. "Saat ini rasio elektrifikasi di Indonesia baru sekitar 65%. Masih ada 19 juta pelanggan lainnya yang belum teraliri listrik," kata Darwin. Pemerintah menargetkan komposisi panas bumi mencapai 5.000 MW pada 2014.

Seperti pernah ditulis KONTAN, pengembangan panas bumi di Indonesia terbilang terlambat. Pasalnya, sejak tahun lalu ada sekitar 17 wilayah kerja panas bumi (WKP) panas bumi yang belum berhasil menyepakati harga dengan PLN. Dengan penandatanganan enam PPA tersebut, maka kini ada 11 lain yang masih menunggu dan ditargetkan kelar tahun ini.

Dahlan menjelaskan, selain di sektor panas bumi, PLN juga terus mengembangkan listrik energi baru dan terbarukan, di antaranya pembangkit energi matahari. "Saat ini pembangkit matahari di lima pulau sudah selesai, di antaranya di Bunaken, Wakatobi dan Banda," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×