kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Produksi bahan baku plastik dalam negeri masih rendah


Rabu, 29 September 2010 / 19:46 WIB
Produksi bahan baku plastik dalam negeri masih rendah


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Meski kebutuhan plastik tinggi, namun produksi bahan baku plastik di dalam negeri masih rendah. Dari total kapasitas terpasang industri plastik yang sebesar 2,6 juta ton per tahun, saat ini industri plastik dalam negeri hanya memproduksi sebesar 2 juta ton per tahun. Artinya, sekitar 800.000 ton kebutuhan bahan baku plastik masih diimpor.

Ketua Umum Asoasiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Budi Susanto Sadiman menjelaskan, dengan adanya bea masuk 0% bagi negara Asean dan China, maka daya saing industri plastik di pasar domestik makin ketat. Sebab itu, industri plastik di Indonesia harus bisa meningkatkan efisiensinya.

Di Indonesia pemain di sektor plastik yang besar adalah PT Chandra Asri. Baru-baru ini, PT Chandra Asri melakukan penggabungan usaha (merger) dengan anak usahanya yaitu PT Tripolyta yang juga bergerak di sektor yang sama.

Meski tidak banyak berpengaruh signifikan pada bisnis petrokimia khususnya yang memproduksi bahan baku plastik di dalam negeri, tapi Budi mengatakan langkah merger ini akan membuat industri olefin yang dijalankan oleh Chandra Asri menjadi lebih efisien. "Adanya integrasi ini akan bisa menghasilkan efisiensi dan menekan biaya produksi. Sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih bersaing," ungkap Budi.

Di sisi lain, Budi bilang, merger antara kedua perusahaan petrokimia milik Prayogo Pangestu ini akan memudahkan bagi mereka jika ingin mengembangkan ke industri hulunya. "Chandra Asri akan berekspansi ke hulu yaitu ke kilang minyak yang menghasilkan naftha," kata Budi.

Jika ini dilakukan, maka ke depan Chandra Asri bisa meningkatkan kapasitas produksinya. "Jika bisa meningkatkan kapasitas produksinya hingga dua kali lipat saja, itu bisa mengurangi impor bahan baku dalam jumlah yang besar," jelas Budi.

Budi mencontohkan, saat ini produksi polyetiline Chandra Asri sebesar 600.000 ton. Sementara kebutuhan di dalam negeri mencapai 1,4 juta ton per tahun. Artinya selama ini sebanyak 800.000 ton masih diimpor. "Kalau nanti Chandra Asri kapasitasnya bisa ditingkatkan dua kali lipat, maka impornya bisa ditekan menjadi hanya 200.000 ton per tahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×