kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi bahan pangan di bawah target


Kamis, 17 Juli 2014 / 09:55 WIB
Produksi bahan pangan di bawah target
ILUSTRASI. Promo Watsons Health Deals Diskon s/d 60% Periode 9-14 Februari 2023.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Swasembada beras dan jagung bak mimpi di siang bolong. Buktinya, baru lewat paruh pertama tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) telah menurunkan target produksi beberapa komoditas pangan. 

Ambil contoh produksi beras. Di awal tahun ini, produksi beras ditargetkan sebesar 76 juta ton gabah kering giling (GKG). Tapi, setelah semester I-2014, target diturunkan menjadi 70,2 juta ton GKG.

Memang, angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka ramalan (Aram) I versi Badan Pusat Statistik (BPS) yang hanya 69,87 juta ton. Tapi, kenyataan menunjukkan produksi di kantong-kantong produksi beras Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Sumatera Selatan terus menyusut.

Produksi jagung pun bernasib sama. Target produksi awal tahun adalah sebanyak 20 juta ton pipilan kering, kini diturunkan menjadi 19 juta ton. Kegagalan pengembangan jenis baru jagung hibrida jadi biang kerok. Penurunan target terbesar di kedelai yang diproyeksikan hanya panen 1 juta ton biji kering dari target awal sebanyak 2,7 juta ton.

Ada beberapa alasan target meleset. Salah satunya faktor alam. Bencana alam di awal tahun, seperti banjir dan gempa bumi, menyebabkan penurunan produksi. Belum lagi ancaman badai El Nino di paruh kedua tahun ini ikut berpengaruh besar.

Penurunan luas lahan pun ikut berperan. Mengutip data BPS, penurunan luas lahan padi bisa mencapai 265.310 hektare (ha). Haryono, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan, menyatakan, pemerintah bakal fokus pada pencapaian sasaran produksi padi. "Kami masih memprediksi satu tahun terjadi surplus 4,2 juta ton beras," imbuh Haryono, Rabu (16/7).

Untuk mengisi kekurangan pangan, pemerintah mulai membuka keran impor. Kementerian Perdagangan (Kemdag) memberikan lampu hijau bagi Perum Bulog untuk impor beras. "Jumlah dan harganya bakal dikreasi," ujar Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan, belum lama ini.

Haryono sempat menghitung, impor beras semester II-2014 bakal mencapai 28.000 ton. Jenis yang akan diimpor adalah beras premium atau beras tertentu, seperti beras asal Thailand, beras japonica asal Jepang, dan beras basmati dari India dan Pakistan.

Impor jagung pun bakal menggendut. Hitungan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), impor jagung oleh industri pakan ternak semester II ini akan mencapai 1,85 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari impor semester I-2014 sebesar 1,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×