kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Produksi minyak meleset dari target APBN


Sabtu, 23 November 2013 / 16:02 WIB
Produksi minyak meleset dari target APBN
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan produk investasi emas di konter Galeri 24 Pegadaian, Jakarta.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.co | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Target produksi (lifting) minyak masih jauh dari target pemerintah seperti yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013, yaitu sebesar 840 bph (barel per hari).

Juru Bicara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK) Elan Budiantoro menuturkan mendekati kuartal empat 2013, lifting minyak rata-rata per hari hanya sebesar 827-828 bph.

“Memang kita belum bisa memenuhi permintaan APBN-P yang 840 bph, namun kalau kita lihat sejarahnya dari 2012, 2011, 2010 itu semua decline antara 3-5 persen,” sebut Elan ditemui usai diskusi bertajuk ‘Gilas Mafia Migas’, di Jakarta, Sabtu (23/11/2013).

Kendati terus mengalami penurunan, ia menegaskan lifting minyak hingga kuartal tiga tahun berjalan ini relatif flat (stabil), meski belum mencapai target SKK Migas sendiri zero decline. Ia mengatakan produksi minyak di akhir 2012 atau di awal 2013 sebesar 827 bph.

Ia memprediksikan lifting minyak hingga akhir tahun ini juga di level 827 bph. Apalagi, target produksi minyak di awal tahun 2014 mencapai 900 bph.

Ada sejumlah hambatan yang ditengarai membuat lifting minyak turun drastis dibangin tahun lalu. Elan menyebut kasus pencurian minyak di salah pipa Pertamina sebesar 12 bph yang terjadi beberapa bulan menjadi salah satu faktor penyebab.

“Kita juga sedang memperbaiki anjungan di PHE ONJW kita naikkan 4 meter ke atas. Akibatnya produksinya sempat terhenti 5 bulan. Dan aspek teknis lainnya,” imbuhnya.

Di luar hambatan itu, Elan kembali menyebut lapangan minyak yang sudah uzur merupakan penyebab utama penurunan produksi minyak. Namun, kendati ada penurunan produksi minyak, ia optimistis penerimaan negara dari industri minyak bisa mencapai 31 miliar dollar AS.

“Itu sudah kita lihat dari outlook, karena kita diuntungkan dengan harga yang sedikit meningkat di akhir tahun,” pungkasnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×