kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen baja domestik tersandung masalah pasar


Selasa, 30 Januari 2018 / 11:05 WIB
Produsen baja domestik tersandung masalah pasar


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri baja dalam negeri masih menghadapi banyak tekanan. Selain harus menghadapi serbuan produk baja impor yang harganya lebih murah, produsen baja lokal kesulitan dalam menjual produk mereka ke pasar ekspor.

Hidayat Triseputro, Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), mengatakan, untuk meloloskan produk baja impor banyak trik yang dilakukan oleh importir. Salah satunya mengalihkan nomor harmonized system (HS) produk agar lolos dari pengenaan bea masuk (BM).

Terjepitnya pangsa pasar baja lokal diperparah dengan sikap proteksionisme negara-negara importir. Sikap tersebut dilatarbelakangi kondisi global yang lesu, sehingga banyak negara berlomba-lomba melindungi produk domestik mereka. "Saat ini memang banyak negara yang proteksionis, semula mereka memproteksi produk baja dari China lalu lama-lama mereka akan memproteksi dari negara-negara lain juga," terang Hidayat kepada KONTAN, Senin (29/1).

Sekadar mencontohkan, di Australia dua perusahaan eksportir dalam negeri produk baja, yakni PT Ispat Panca Putera dan PT Putra Baja Deli sempat terjegal karena dituduh melakukan dumping. Namun, kebijakan itu urung diterapkan karena Otoritas Anti Dumping Australia menghentikan penyelidikan kedua eksportir steel reinforcing bar (rebar) tersebut. Keputusan itu tertera pada Anti-Dumping Notice No. 2018/18 yang terbit di Januari 2018.

Proyek infrastruktur

Di dalam negeri, produsen baja masih sangat menggantungkan penjualan pada proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mencapai 70% dari total produksi. Dari jumlah itu porsi baja lokal hanya mampu menyuplai sebanyak 45%, sedangkan 55% impor.

Tahun lalu, utilisasi pabrik baja nasional rata-rata masih di sekitar 60%. Namun, berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah, utilisasi pabrik baja tahun ini bisa meningkat menjadi 80%.

Penurunan produksi baja di Tiongkok dinilai positif oleh produsen baja lokal. Purwono Widodo, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk, mengatakan, melandainya produksi baja dari China akan mengurangi jumlah impor. Namun, harga baja diprediksi akan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×