kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proses safeguard, KPPI sulit dapat data perusahaan


Rabu, 18 Agustus 2010 / 14:22 WIB
Proses safeguard, KPPI sulit dapat data perusahaan


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Rupanya kesulitan untuk mencari bukti kerugian dari industri dalam negeri akibat naiknya impor produk tekstil seperti kain tenunan dari kapas dan benang kapas selain benang jahit juga dialami oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia atau KPPI (Indonesian Safeguards Committee). Sebelumnya Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengeluhkan hal serupa.

“Masuknya data ke KPPI itu telat dan sangat tergantung dari kerjasama perusahaanya,” kata kata Sekretaris Eksekutif KPPI, Djoko Mulyono di Jakarta, Rabu (18/8).

Djoko menjelaskan, hanya beberapa perusahaan yang bisa diajak kerjasama. Sementara itu, KPPI kesulitan akses data produksi dari sejumlah perusahaan. Padahal, data produksi tersebut sangat penting dalam mengajukan safeguard, termasuk untuk menghitung kerugian akibat naiknya impor tersebut.

Layaknya domino, data kerugian tersebut juga diperlukan KPPI untuk menghitung besaran Bea Masuk Sementara terhadap kebijakan safeguard yang dikeluarkan. “Angka Bea Masuk Sementara itu diperoleh setelah menghitung adanya dampak kerugian,” jelas Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×