Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Harris pun menguraikan alasan paket stimulus harus mencakup investasi energi bersih. Pertama, energi bersih menghasilkan pengembalian ekonomi 3 - 8 kali lebih tinggi dari investasi awal, sebagaimana analisis World Resources Institute (WRI).
Kedua, ketidakstabilan harga bahan bakar fosil memberikan peluang global untuk mempercepat peralihan ke energi bersih. Ketiga, investasi dalam EBTKE dapat menghasilkan 63 juta pekerjaan baru pada tahun 2050.
Saat ini, sambung Harris, penggunaan EBT di Indonesia baru mencapai 8,55% dan diharapkan terus meningkat, sebagaimana target yang telah ditetapkan pada RPTUL baik target capaian untuk pembangkit maupun non pembangkit. Sebagai informasi, didalam RPJMN terdapat rencana penambahan target pada energi terbarukan dari tahun 2024 yaitu sekitar 9.050 MW.
"Tentunya pencapaian target ini tidak dapat berjalan sendiri tetapi harus didukung perangkat kebijakan. Upaya terkait pembiayaan dan lain sebagainya, supaya target yang ditetapkan dapat diimplementasikan, terutama karena dampak pandemik saat ini," tandas Harris.
Baca Juga: Perkuat energi terbarukan, pemerintah kolaborasi dengan International Energy Agency
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News