Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Keinginan PT Lotte Chemical Titan Tbk (Lotte) mendirikan pabrik petrokimia di lahan milik PT Krakatau Steel Tbk (KS) di Cilegon, Banten belum juga terwujud. Rencana yang diusung Lotte sejak 2013 ini tertunda karena belum menuai kesepakatan soal harga tanah.
Sejatinya pemerintah sudah menanti pabrik petrokimia yang akan dibangun Lotte ini. Sebab, pabrik petrokimia itu bisa mengurangi impor bahan baku produk petrokimia. Namun apa hendak dikata, Lotte belum bisa mewujudkannya, karena KS belum sepakat soal harga tanahnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian berencana melakukan mediasi kedua pihak. Ia berharap, kendala yang dihadapi Lotte ada jalan keluarnya. "Kami akan mempertemukan keduanya. Karena masalahnya adalah soal kendala harga tanah,” katanya, pekan lalu (16/6).
Untuk meluruskan benang kusut ini, Khayam menawarkan agar ada kompensasi berupa penyertaan saham atas nilai tanah KS yang akan dipakai oleh Lotte. "Ada opsi seperti penyertaan saham yang bisa ditawarkan Lotte kepada KS," jelas Khayam.
Mengenai rencana investasi Lotte ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah melawat ke Korea Selatan, markas pusat Lotte. "Salah satu hasil kunjungan tersebut adalah menindaklanjuti rencana investasi Lotte," kata Khayam.
Dalam kunjungan BKPM tersebut, pemerintah Indonesia, telah mendapatkan komitmen dari manajemen Lotte untuk membangun pabrik petrokimia di Indonesia. "Cuma mereka (Lotte) terkendala tanah. Tapi mereka sudah berjanji investasi senilai US$ 4 miliar," jelas Khayam.
Menanggapi masalah yang dihadapi Lotte untuk berinvestasi di Cilegon, Iip Arif, Sekretaris Perusahaan KS belum bisa memberikan penjelasan detail. "Yang saya tahu, belum ada pembahasan soal (harga tanah) di tingkat direksi," jelas Iip kepada KONTAN, Minggu (21/6).
Lalu mengenai opsi pemberian kompensasi lahan atas pembangunan pabrik Lotte di lahan milik KS, Iip juga belum bisa memberikan informasi, dengan alasan belum dibahas oleh manajemen.
Iip hanya bilang, Lotte butuh lahan seluas 100 hektare (ha) di Cilegon. Dari total lahan yang dibutuhkan itu, baru 40 ha-50 ha yang sudah dibebaskan Lotte. Sisanya, yakni lahan milik KS dan belum bisa dibebaskan. "Soal legalitas hukum dan administrasi sudah selesai. Isu utama dari Lotte mengnai investasinya adalah, belum klop soal harga," jelas Iip.
Mengenai kemungkinan KS masuk menyertakan tanah tersebut untuk modal saham industri petrokimia, Iip menyatakan belum ada kajian. "Lotte itu berbisnis produk petrokimia, kami berbisnis baja. Ini beda sekali dengan kerjasama kami dengan Posco yang sama-sama sebagai perusahaan baja," ujar Iip.
Perlu diketahui, untuk membangun pabrik petrokimia di Cilegon, Lotte mempercayakan kepada anak usahanya PT Chemical Titan Nusantara. Jojo Hadrijanto, Manufacturing Director PT Chemical Titan Nusantara Tbk belum bersedia memberikan penjelasan atas rencana ini. "Saya belum memiliki update informasi dari pemilik di Korea Selatan," kata Jojo, Minggu (21/6).
Untuk menggarap proyek pembangunan pabrik, Lotte setidaknya membutuhkan dana US$ 4 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun sekitar 9-10 pabrik, serta pembangunan pembangkit listrik berdaya 70 megawatt (MW).
Pabrik baru ini diharapkan bisa memproduksi etilena dan bahan baku kimia lain yang juga belum diproduksi di Indonesia. Adapun kapasitas produksi pabrik etilena milik Lotte ini dipersiapkan sebesar 1 juta metrik ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News