kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pusat belanja serbu pinggiran Jakarta


Sabtu, 12 Oktober 2013 / 09:58 WIB
Pusat belanja serbu pinggiran Jakarta
ILUSTRASI. Jenis Penyakit Autoimun yang Bisa Menyerang Anak-Anak


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Mal baru bermunculan di kawasan tepi Jakarta. Colliers International mencatat ada tiga mal baru yang telah memulai operasinya di kuartal III-2013. Ketiga mal tersebut adalah Grand Metropolitan di Bekasi yang dibangun PT Metropolitan Land Tbk.

Lantas, Grand Galaxy, juga berada di Bekasi dan didirikan oleh Agung Sedayu Group. Yang ketiga, The Breeze di Serpong, Tangerang, yang dimiliki Sinar Mas Land, anak usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk.

Kehadiran tiga mal baru itu menambah luas area kumulatif mal di wilayah Bogor, Depok dan Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) menjadi 2,13 juta meter persegi (m²). Sedang di Jakarta, tidak ada mal baru karena pemberlakuan moratorium penambahan mal. Hingga kini, area kumulatif area pusat belanja di kawasan ibukota tak bergerak dari 4,3 juta m².

Ferry Salanto, Associates Director Research Colliers International, menuturkan, selain adanya moratorium mal di Jakarta, Bodetabek kehadiran mal baru karena masih memiliki lahan yang cukup luas. Apalagi, di kawasan itu terdapat perumahan dan kota mandiri yang bisa memicu permintaan pusat belanja. "Bekasi dan Tangerang merupakan target mal berikutnya karena populasinya yang padat," kata Ferry, kemarin.

Lihat saja, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk membentuk perusahaan patungan dengan PT Plaza Indonesia Realty Tbk untuk mengembangkan kawasan terpadu berskala besar di Cikarang, Bekasi. Di tahap pertama, mereka akan membangun mal.

Lantaran minim pasokan baru, tingkat okupansi mal di Jakarta tetap tinggi, tak beringsut dari 88,5%. Sedangkantingkat okupansi mal di Bodetabek merosot menjadi 81,2%. "Penyebab utamanya bukantidak ada permintaan dari peritel, tapi karena banyaknya mal baru yang masuk ke pasar tahun ini," jelas Ferry.

Salah satu pengelola mal yang menangguk untung dari keberadaan mal di pinggir Jakarta adalah PT MetropolitanLand Tbk. Menurut Olivia Surodjo, Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land, saat mal terbaru mereka, yakni Grand Metropolitan dibuka pada Juli 2013 lalu, tingkat okupansinya sudah mencapai 92%.

Beberapa penyewa utama (anchor tenant) di mal tersebut sudah beroperasi, seperti Centro, Farmers Market, Toys Kingdom, Ace Hardware dan Funworld.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×