kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ramai-ramai industri farmasi mulai melirik sektor kosmetik


Kamis, 25 Juni 2020 / 18:29 WIB
Ramai-ramai industri farmasi mulai melirik sektor kosmetik
ILUSTRASI. Konsumen mencoba produk-produk kecantikan di salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan. KONTAN/Baihaki


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

Mayoritas produk kosmetik yang diekspor adalah bedak, baik yang berbentuk tabur maupun padat dengan merek dagang Marcks’ Venus. Di samping itu, ada juga sabun pencuci wajah (facial wash) dan lotion untuk tangan dan tubuh (hand and body lotion). 

Sementara itu pemain lama di sektor kosmetik, PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) melihat kompetisi di pasar ini cenderung ketat dan beragam pemain. "Kosmetik di Indonesia memang pasarnya cukup besar jadi pasti ada saja pendatang baru setiap tahunnya," ujar Alia Dewi, Corporate Secretary TCID kepada Kontan.co.id, Kamis (25/6).

Baca Juga: Mandom Indonesia (TCID) Berharap Permintaan Kembali Pulih

Produsen yang memiliki banyak merek dagang ini mengaku tengah menggodok strategi untuk bersiang di pasar, khususnya menghadapi kondisi new normal kali ini. Perseroan cenderung berhati-hati lantaran pasar masih belum terlihat pulih dalam waktu dekat.

Relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diberlakukan diharapkan dapat menumbuhkan konsumsi di tengah masyarakat. Khususnya untuk produk personal care dan kosmetik yang sejak pandemi covid-19 diumumkan pada bulan Maret kemarin mengalami pelemahan permintaan.

"Recovery mungkin perlahan karena konsumen juga pasti hati-hati untuk menggunakan uangnya," ujar Alia. Sebagaimana yang diketahui, di kuartal-I 2020 ini penjualan bersih perusahaan anjlok 21,72% year on year (yoy) menjadi Rp 565,79 miliar.

Alia mengatakan, penurunan penjualan bersih di tiga bulan pertama disebabkan oleh adanya pergeseran dalam konsumsi di tengah masyarakat. Menurut manajemen, kondisi perekonomian yang serba sulit akibat pandemi corona (covid-19) membuat konsumen cenderung memprioritaskan alokasi pengeluarannya untuk membeli kebutuhan pokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×