kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi investasi listrik masih 33,22%


Kamis, 30 Juli 2020 / 19:44 WIB
Realisasi investasi listrik masih 33,22%
ILUSTRASI. Menteri ESDM?Arifin Tasrif menyampaikan capaian kinerja 2019 dan program 2020 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/1/2020). ESDM menyumbang penerimaan negara bukan pajak tahun 2019 senilai Rp172,9 triliun dengan capaian investasi sektor ESDM tahu


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 menghambat realisasi investasi di sektor ketenagalistrikan sepanjang periode Semester I-2020 ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi di sektor setrum di paruh pertama tahun ini baru mencapai US$ 3,97 miliar.

Angka itu setara dengan 33,22% dari target investasi ketenagalistrikan yang pada tahun 2020 dipatok sebesar US$ 11,95 miliar. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengamini, kondisi pandemi berdampak terhadap realisasi investasi.

"Itu karena ada covid-19. Kita lihat ke depannya sampai akhir tahun seperti apa, mudah-mudahan membaik," kata Rida dalam konferensi pers virtual yang digelar Kamis (30/7).

Realisasi investasi sebesar US$ 3,97 miliar itu terdiri dari invetasi PT PLN (Persero) sebesar US$ 2,64 miliar, investasi pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) sebesar US$ 1,23 miliar, dan  dari Private power utility (PPU) sebanyak US$ 0,10 miliar.

Baca Juga: PGN teken lima perjanjian implementasi harga gas US$ 6 per mmbtu

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengungkapkan bahwa sejatinya realisasi investasi sebelum merebaknya covid-19 masih menggembirakan. Dia memberikan gambaran, dalam capaian target bulanan, hingga bulan April realisasinya selalu melebihi dari yang ditargetkan.

Misalnya, investasi hingga bulan Maret ditargetkan di angka US$ 1,79 miliar, tapi realisasinya mencapai US$ 2,5 miliar. Pada bulan April, target investasi di angka US$ 2,99 miliar namun realisasinya sudah sebesar US$ 3,3 miliar.

Namun, sejak bulan Mei, realisasi berada di bawah target. Realisasi hingga bulan Mei hanya mencapai US$ 3,7 miliar dari target US$ 4,18 milair. Alhasil, realisasi investasi ketenagalistrikan hingga bulan Juni baru mencapai US$ 3,97 miliar, lebih mini dari target awal yang sebesar US$ 5,38 miliar.

Baca Juga: PLN targetkan pembahasan RUPTL 2020-2029 bisa dimulai bulan depan

"Jadi kalau kita lihat sebelum covid realisasi melampaui target. Tapi di Mei sudah mulai renggang antara target dan realisasi," sebut Jisman.

Arus barang dan tenaga kerja yang terkendala covid-19 menjadi penghambat pengerjaan proyek kelistrikan. Misalnya, pembatasana masuknya tenaga kerja asing dan juga peralatan atau komponen, sehingga pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan.

Akibatnya, belanja investasi pun terganggu. Dengan kondisi ini, Jisman pun tak menampik akan adanya pemundaran jadwal sejumlah proyek dan potensi penundaan jadwal operasional dari beberapa pembangkit listrik.

Hanya saja, dia belum membeberkan ada berapa dan proyek mana saja yang mengalami pergeseran jadwal tersebut. Dalam kondisi ini, Jisman pun menaksir realisasi investasi hingga akhir tahun nanti bakal di bawah target.

"Dengan drop begini, ada kemungkinan itu. Nanti kita bagas, ada pemunduran beberapa pembangkit, tentu akan berkorelasi ke sana. Mungkin kondisinya agak di bawah realisasinya, tapi kita lihat nanti ke depan," kata Jisman.

Baca Juga: RUPTL 2020-2029 sedang disusun, IESR: Perlu dorong pembangkit EBT, kurangi PLTU

Meski demikian, Rida tetap berharap adanya akselerasi investasi kelistrikan. Dia mengingatkan, pandemi dan investasi di sektor listrik sangat terkait dengan ekonomi global.

Misalnya, kata Rida sebagai gambaran, impor peralatan turbin yang telah dipesan belum bisa masuk ke Indonesia dan tercatat sebagai investasi. Sebab, turbin tersebut masih tertahan di pelabuhan karena kebijakan lockdown, atau mengalami keterlambatan.

"Mudah-mudahan nanti kalau menuju ke new normal, mungkin ada semacam akselerasi di bulan Juli dan Agustus. Kemudian pada saatnya apa yang menjadi target investasi di 2020 bisa tercapai," kata Rida.

Baca Juga: Akses listrik di sejumlah daerah masih terbatas, ini strategi Kementerian ESDM

Merujuk pada data invetasi kelistrikan sejak tahun 2015, sambung Rida, realisasi investasi kelistrikan sejatinya bergerak positif karena berada dalam tren yang meningkat setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir, realisasi investasi selalu naik dari US$ 9,06 miliar pada tahun 2017 menjadi US$ 11,29 pada tahun 2018, dan kembali meningkat pada tahun 2019 lalu menjadi US$ 12,07 miliar.

Namun, Rida kembali mengingatkan bahwa realisasi invetasi di sektor ketenagalistrikan tidak hanya tergantung pada kondisi ekonomi di Indonesia. Faktor global menjadi penting, lantaran investasi di sektor listrik banyak investasi yang datang dari luar negeri.

"Ini kaitannya dengan kondisi global juga, nggak sekadar Indonesia. Karena  kebanyakan investasi itu datangnya dari luar. Mudah-mudahan semakian baik ke depannya," pungkas Rida.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×