Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agensi digital RedComm perkenalkan RED Miles, tools terbaru yang dapat meningkatkan efektifitas strategi komunikasi brand di media sosial.
Singkatan dari Redcomm Machine Learning for Engagement on Social, RED Miles memanfaatkan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membantu brand merancang strategi komunikasi berbasis data, sehingga menghasilkan output yang lebih cost-efficient dan efektif di social media.
RED Miles menjadi tools pertama yang dibangun in-house dan diluncurkan eksklusif bagi klien-klien RedComm, sebagai bentuk komitmen agensi untuk membawa semangat perubahan dan beradaptasi dalam industri periklanan digital yang berkembang pesat, janji yang sama ditunjukkan dalam perkenalan logo baru di awal tahun 2021.
RED Miles memproses jutaan data menggunakan machine learning dengan beragam fungsi untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan formula dan variabel yang membuat sebuah konten bisa berhasil di media sosial.
Baca Juga: Bank Jago Rights Issue, Pengelola Dana Singapura Siapkan Dana Rp 3,15 Triliun
Kemudian kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat memberikan rekomendasi kepada brand agar lebih efektif berkampanye di media sosial dalam mencapai suatu objektif marketing. Salah satu fungsi utama RED Miles adalah penggunaan algoritma dalam machine learning untuk mendeteksi elemen dan komposisi dalam suatu gambar, baik subjek utama maupun lingkungan sekitar.
Berdasarkan deteksi komposisi gambar tersebut, RED Miles memproses jutaan informasi dalam hitungan detik dan menampilkan rekomendasi prediksi (predictive analytics) akan penggunaan gambar paling optimal efektif yang relevan dengan target market sehingga membantu brand mencapai objektif komunikasi lebih cost-efficient.
Founder RedComm, Damon Hakim, mengatakan, era digital dan perkembangan teknologi telah memberikan akses informasi melimpah akan interaksi pengguna yang mengarah kepada perilaku dan preferensi masyarakat.
Menurutnya, informasi tersebut tentunya berguna bagi brand untuk merencanakan strategi komunikasi, sayangnya proses manual tidak dapat mengimbangi pengolahan informasi tersebut. Dari situ RedComm melihat potensi machine learning dan artificial intelligence untuk membantu mengolah data tersebut.
Menurutnya, teknologi dapat membantu brand untuk mengurangi mengambil keputusan berdasarkan spekulasi dan lebih data driven.
Baca Juga: Akulaku Finance: Bisnis paylater semakin meningkat di tengah pandemi