Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek mobil nasional kembali mengemuka. Hari ini, Jumat (6/9), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik serta sarana dan prasarana produksi PT Solo Manufaktur Kreasi, Kabupaten Boyolali, yang dikenal luas dengan produk Esemka.
Berdirinya pabrik tersebut menandai langkah dan upaya awal bagi merek Indonesia ini untuk meningkat ke level manufaktur dan membangun industri otomotif lokal.
Jokowi menjelaskan, mobil Esemka ini adalah brand dan principal-nya Indonesia. Ini adalah merek Indonesia yang sudah dirintis kurang lebih sepuluh tahun yang lalu oleh para teknisi dan oleh anak-anak SMK Presiden mengatakan, peresmian pabrik yang dilakukan olehnya tersebut merupakan bentuk dukungannya secara pribadi terhadap pengembangan industri otomotif nasional.
"Banyak yang bertanya kenapa saya mau meresmikan pabrik Esemka ini. Ya karena saya ingin mendukung pengembangan industri otomotif nasional. Mendukung merek lokal, mendukung merek nasional. Itu saja jawabannya," tutur Jokowi dalam keterangan resminya, Jumat (6/9).
Baca Juga: Pick up Esemka Bima meluncur, ini jajaran pesaingnya di pasaran
Menurutnya, berdirinya pabrik baru Esemka ini nantinya akan mendatangkan efek berganda bagi industri-industri lain termasuk industri kecil dan menengah. Esemka mengklaim telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan-perusahaan lokal untuk pengadaan suku cadang kendaraan yang diproduksinya.
View this post on InstagramA post shared by Joko Widodo (@jokowi) on
Selain itu, beroperasinya pabrik tersebut juga dipercaya akan turut menggerakkan ekonomi Kabupaten Boyolali dan sekitarnya.
"Pabrik Esemka akan memiliki efek yang berantai di belakangnya. Baik (bagi) pemasok, baik industri-industri menengah, baik industri-industri kecil, sampai industri rumah tangga yang berperan dalam rantai pasokan yang panjang sehingga membuka lapangan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya," kata Presiden.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menjelaskan PT SMK telah memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam jenis kendaraan roda empat.
Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama BIMA - ESEMKA, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama DIGDAYA - ESEMKA dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama BORNEO – ESEMKA.
"Ini mobil bermerek nasional dan pemiliknya investor nasional," kata Airlangga kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9). Sayang sampai berita ini diturunkan belum ada detail lanjut pemegang saham dari PT SMK.
Baca Juga: Jokowi: Feeling saya mobil Esemka laku keras
Yang jelas saat ini pabrik PT SMK memiliki kapasitas 18 ribu untuk 1 shift per tahun. Airlangga menilai investasi tahap awal pabrik mencapai Rp 300 miliar.
Pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up BIMA - ESEMKA dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.
Sebagai principal otomotif nasional, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi, antara lain lini pengecatan body, lini perakitan mobil type monocoque, type chassis, gasoline engine, diesel engine, transmisi, dan axle.
Kemudian, ada juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statik atau elektronik, lini pengujian jalan, lini perbaikan kendaraan pasca uji, area stock yard, show room, dan fasilitas pendukung lainnya.
Airlangga memproyeksi industri otomotif di Indonesia ke depannya terus ekspansif seiring dengan adanya peningkatan investasi. Apalagi, bagi mereka yang menghasilkan produk di bawah Rp 200 juta, seperti PT SMK ini dinilai punya peluang bisnis yang prospektif.
Baca Juga: Mobil dinas Jokowi mogok di Kalbar, Fadli Zon: Ganti pakai mobil Esemka dong
“Dengan harga tersebut, menjadi sarana migrasi bagi para pemilik motor yang ingin memiliki mobil pertama kali. Apalagi, PT SMK ini kan menghasilkan jenis pick-up, yang dapat menunjang produktivitas. Nah, seperti jenis komersial ini, dilihat juga yang penting itu kapasitas muatan isinya. Artinya, semakin bisa menampung banyak muatannya, potensi lakunya tinggi,” paparnya.
Sampai saat ini adopsi teknologi kendaraan ini belum jelas. Airlangga menilai teknologi yang digunakan "multi sourcign" dengan memaksimalkan komponen lokal.
Tahap awal tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Esemka diklaim mencapai 60%. "Ini murni swasta nasional, dan karena masuk jenis mesin diesel maka ikut program nasional bio diesel," kata Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News