kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resource Alam Indonesia (KKGI) membidik kenaikan produksi batubara pada tahun 2020


Rabu, 06 November 2019 / 20:57 WIB
Resource Alam Indonesia (KKGI) membidik kenaikan produksi batubara pada tahun 2020
ILUSTRASI. Lokasi pertambangan PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI atau RAIN group


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Faktor yang paling dominan, sambung Wimpi, lantaran ada hambatan dari kontraktor yang terjadi sejak akhir 2017. Wimpi bilang, kontrak tersebut tidak mampu memaksimalkan kapasitas produksi yang dimiliki, sehingga produksi batubara menjadi tersendat.

Baru pada bulan April 2018, KKGI mengganti kontraktor menjadi PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMI). Setelah pergantian kontraktor, kata Wimpi, produksi batubara KKGI mulai kembali menanjak sejak Kuartal III-2018.

Baca Juga: J Resources (PSAB) terbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II/2019 Rp 500 miliar

"Jadi praktis produksi yang optimal cuman setengah tahun. Sejak Juli 2018, produksi terus bergerak. Di tahun depan udah establish, sehingga kami rasa produksinya bisa lebih baik," ungkap Wimpi.

Terkait dengan target kenaikan produksi di tahun depan, Wimpi juga mengatakan bahwa target tersebut juga akan menyesuaikan stripping ratio sesuai dengan kondisi pasar dan harga batubara.

Terkait harga, Direktur KKGI Agoes Soegiarto menyatakan bahwa proyeksi harga rerata FOB Vessel hingga akhir tahun 2019 mencapai US$ 35,03 per metrik ton, atau menurun 16,73% dibandingkan rerata harga tahun 2018 lalu sebesar US$ 42,07 per metrik ton.

Agoes memproyeksikan, pergerakan harga jual secara rerata harga pada tahun 2020 tidak akan jauh berbeda dibandingkan tahun ini, yakni di kisaran US$ 32-US$ 35 per metrik ton.

Baca Juga: MA menangkan anak usaha Bayan Resources (BYAN) dalam sengketa tanah

Meski bergerakan harga diprediksi masih stagnan, namun Agoes mengatakan bahwa kapasitas produksi harus tetap dipacu secara optimal. Bahkan, jika harga lebih membaik, Agus mengatakan bahwa KKGI tak menutup kemungkinan untuk menambah volume produksi.

"Produksi harus dijaga dikapasitas maksimum agar nanti cost-nya bisa lebih rendah. Harga kita prediksi nggak banyak berubah. Kalau harga bagus, produksi bisa naik lagi," terang Agoes.

Selain itu, Agus juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2020, KKGI akan memperbanyak porsi penjualan dalam negeri, hingga mencapai kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) 25%. 

Saat ini, porsi penjualan batubara KKGI masih didominasi ekspor dengan 90,6%. India masih mendominasi dengan 44,9% diikuti Korea (17,1%) dab China (11,2%). "Kami tetap akan berupaya memenuhi penjualan domestik sesuai dengan kewajiban," kata Agoes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×