kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Revitalisasi RPH, Kementan alokasikan Rp 62,5 M


Jumat, 07 Februari 2014 / 10:24 WIB
Revitalisasi RPH, Kementan alokasikan Rp 62,5 M
Edy Purwo Saputro, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Guna menggenjot produksi daging dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menganggarkan dana Rp 62,5 miliar tahun ini. Dana itu untuk merevitalisasi 23 unit Rumah Potong Hewan (RPH) yang tersebar dibeberapa wilayah sentra produksi ternak.

Pada kunjungannya di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (24/1), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro, bersama PT Berdikari sebagai salah satu BUMN yang melakukan usaha di sektor peternakan.

Dalam kunjungannya itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan meninjau program revitalisasi RPH. “Kedepannya tidak ada lagi sapi keluar dari NTB ini dalam bentuk sapi hidup siap potong, kecuali untuk ternak bibit”, Kata Syukur dalam siaran persnya kemarin.

Untuk provinsi NTB saja, program revitalisasi RPH tersebar di Kabupaten Bima, Lombok Tengah dan Sumbawa Barat pada tahun 2014 dan Kota Bima, Kabupaten Dompu, Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat dan Kota Sumbawa pada tahun 2013.

“BUMN atau swasta kita tawarkan dan ajak untuk bermitra dengan RPH-RPH yang sedang dan sudah kita revitalisasi untuk memasarkan daging ke wilayah Jadebotabek pada khususnya, seperti di Mataram ini kita tawarkan PT Berdikari dengan RPH Banyumulek dan juga sudah berjalan dengan RPH Potoe Tanoe”, ujar Syukur.

Dari program revitalisasi itu, diharapkan RPH yang telah memenuhi standar tersebut dapat menghasilkan daging dengan potongan-potongan khusus yang banyak diminta oleh konsumen di Jadebotabek seperti industri, hotel dan restoran.

Biaya produksi daging lokal yang dihasilkan dari peternak seperti di NTB masih rendah karena mampu menghemat biaya pakan, mampu menghasilkan daging dengan kualitas yang lebih baik dengan harga yang bersaing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×