Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia baru saja mengumumkan memiliki proyek hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) baru, dalam peresmian Pabrik New Ethylene Project milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).
Proyek strategis ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 3,9 miliar atau sekitar Rp 62,4 triliun, menjadikannya salah satu investasi petrokimia terbesar di kawasan Asia Tenggara, serta merupakan kompleks Naphtha Cracker pertama di Indonesia dalam 30 tahun terakhir.
Meski begitu, dengan berjalannya proyek ini, akan berdampak pada peningkatan konsumsi LPG di dalam negeri.
Baca Juga: Metrodata (MTDL) Luncurkan Solusi AI Terintegrasi, MEGAROCK
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia bahkan mengatakan konsumsi LPG Indonesia bisa mencapai 10 juta ton, dengan penambahan konsumsi dari pabrik ini sebesar 1,2 juta ton.
"Kita tahu bahwa tadi kita baru habis resmikan di Cilegon itu kita membutuhkan LPG kurang lebih sekitar 1,2 juta ton per tahun. Maka konsumsi kita nanti ke depan di 2026 itu sudah mencapai hampir 10 juta ton LPG," ungkap Bahlil di Istana Merdeka, Kamis (06/11/2025).
Asal tahu saja, saat ini Indonesia masih berjibaku untuk mengurangi ketergantungan impor LPG.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2024 konsumsi LPG Indonesia adalah sebesar 8,9 juta ton dengan 6,89 juta ton dipenuhi melalui impor serta nilai impor yang mencapai US$ 3,79 miliar.
Dengan peningkatan konsumsi LPG ini, Bahlil bilang, Indonesia perlu mempercepat investasi dalam hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME), yang dinilai dapat menjadi substitusi LPG.
Asal tahu saja, DME termasuk dalam proyek hilirisasi yang dibidik Bahlil untuk dapat dikerjakan pada 2026 mendatang.
"Produk-produknya itu (hasil hilirisasi) menjadikan sebagai substitusi impor. Salah satu di antaranya adalah menyangkut dengan DME. Tidak bisa kita lama, kita harus segera membangun industri-industri dalam negeri," tambah dia.
Sebagai informasi, dari 18 proyek hilirisasi di bawah Satgas Hilirisasi, terdapat enam proyek hilirisasi batubara menjadi DME.
Adapun, khusus DME, target pembangunan proyek tersebar di enam daerah potensial Indonesia, dengan daftar sebagai berikut:
(A) Bulungan, Kalimantan Utara
(B) Kutai Timur, Kalimantan Timur
(C) Kota Baru, Kalimantan Selatan
(D) Muara Enim, Sumatra Selatan
(E) Pali, Sumatera Selatan
(F) Banyuasin, Sumatera Selatan
Dalam perhitungan Satgas Hilirisasi, jika keenamnya dibangun, maka memerlukan total investasi senilai Rp 164 triliun.
Baca Juga: Asosiasi Buruh Minta Formula UMP 2026 Tak Hanya Berdasar Hitungan Makro
Selanjutnya: Metrodata (MTDL) Luncurkan Solusi AI Terintegrasi, MEGAROCK
Menarik Dibaca: 4 Alasan Harus Pakai Lip Balm SPF Setiap Hari, Cegah Bibir Hitam!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













