kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi karena selisih kurs, PLN janji tak naikkan tarif hingga akhir tahun


Rabu, 31 Oktober 2018 / 19:55 WIB
Rugi karena selisih kurs, PLN janji tak naikkan tarif hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Penggantian jaringan listrik


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) baru saja merilis laporan keuangan kuartal III 2018. Dalam Laporan keuangan tersebut, PLN tercatat mengalami kerugian pada kuartal III 2018 mencapai Rp 18,46 triliun.

Menurut Executive Vice President Corporate Comunication PLN, Made Suprateka, kerugian tersebut terjadi karena adanya selisih kurs mata uang asing sebesar Rp 17,32 triliun.

Selisih kurs PLN pada kuartal III 2018 meningkat cukup tajam karena nilai tukar rupiah yang melemah terhadap mata uang asing dan bertambahnya utang PLN dalam 10-30 tahun mendatang yang harus dicatat dalam laporan keuangan kuartal III 2018 sesuai standar akutansi. Biar begitu, Made mengklaim PLN tidak mengalami kerugian secara riil saat ini.

"Itu cuma catatan saja, tidak ada kerugian riil, keluar uang itu tidak ada,"ungkap Made ke KONTAN pada Rabu (31/10).

Made menyebut laba perusahaan sebelum selisih kurs pada triwulan III tahun 2018 sebesar Rp 9,6 triliun, meningkat 13,3% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 8,5 triliun. Kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batubara.

Dengan kinerja keuangan kuartal III 2018, Made bilang PLN belum berencana untuk menaikkan tarif listrik. Bahkan dia menjamin hingga akhir tahun 2018, tarif listrik PLN tetap sama.

"Sementara ini tidak naikkan tarif. Sampai akhir tahun tidak naikkan tarif,"kata Made.

Menurutnya, dalam menjalankan layanan ketenagalistrikan, PLN sampai saat ini berusaha untuk meningkatkan accessibility, capability, dan affordibiliy. "Bagaimana bisa menjangkau kalau tarif dinaikkan? PLN sih senang-senang saja jika tarif naik, tapi itu tidak sesuai PSO,"kata Made.

Ketimbang menaikkan tarif, Made mengatakan PLN memilih untuk melakukan efisiensi. Salah satunya dengan mengganti bahan bakar minyak dengan batu bara. Made bilang, langkah ini bisa menghasilkan penghematan sekitar Rp 4,5 triliun.

Beban usaha PLN kuartal III 2018 sebesar Rp 224 triliun yang mayoritas disumbang dari beban bahan bakar dan pelumas sebesar Rp 101,87 triliun. Sisanya berasal dari pembelian tenaga listrik Rp 60,61 triliun, sewa Rp 3,92 triliun, pemeliharaan Rp 15,01 triliun , kepegawaian Rp 14,74 triliun, penyusutan Rp 22,78 triliun, beban usaha lain-lain Rp 5,03 triliun

Selain itu, Made juga bilang efisinsi PLN didapat dari efektivitas DMO batubara. Kebijakan Pemerintah terkait DMO harga batubara untuk sektor kelistrikan telah berjalan efektif, sehingga kenaikan harga komoditas batubara internasional tidak berdampak signifikan terhadap beban operasi PLN.

Langkah efisiensi yang dilakukan PLN lainnya adalah melakukan reprofiling atas pinjaman. Sehingga didapatkan pinjaman baru dengan tingkat bunga yang cukup rendah dan jatuh tempo lebih panjang menjadi 10 - 30 tahun.

Dalam program 35 Gigawatt (GW), sejak Januari 2015 sampai dengan September 2018, PLN telah menanamkan dana untuk Investasi sebesar Rp248 triliun, dimana pada periode yang sama peningkatan jumlah pinjaman hanya sebesar Rp148 triliun atau 60% dari total Investasi.

"Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan dana internal PLN masih sangat memadai yaitu sekitar 40% atau Rp100 triliun dari seluruh kebutuhan Investasi tersebut,"ujar Made.

Di sisi lain, PLN juga masih mencatat peningkatan nilai penjualan tenaga listrik di kuartal III 2018 sebesar 6,93% atau sebesar Rp12,6 triliun menjadi Rp194,4 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp181,8 triliun. Volume penjualan sampai dengan September 2018 tercatat mencapai 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87% dibanding dengan tahun lalu sebesar 165,1 TWh.

Jumlah pelanggan pada triwulan III 2018 telah mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017, sehingga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07 % pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05 % pada 30 September 2018. Capaian rasio elektrifikasi ini telah melebihi target tahun 2018 yang dipatok sebesar 96,7%.

Totalnya, pendapatan usaha PLN kuartal III 2018 mencapai sebesar Rp 200,91 triliun. Pendapatan usaha tersebut didapat dari penjualan tenaga listrik sebesar 194,4 triliun, penyambungan pelanggan 5,21 triliun, pendapatan lain-lain Rp 1,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×