kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sampai Maret, konsumsi AMDK naik 9,89%


Rabu, 16 April 2014 / 10:58 WIB
Sampai Maret, konsumsi AMDK naik 9,89%
ILUSTRASI. Kage no Jitsuryokusha ni Naritakute Episode 8, Sinopsis, Jadwal dan Info Streaming


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Omzet penjualan industri air minum dalam kemasan (AMDK) terus mengalir. Buktinya, konsumsi AMDK sepanjang kuartal pertama tahun ini naik 9,89% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data dari Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin), pada Januari sampai Maret 2014, konsumsi AMDK mencapai 5 miliar liter. Sedangkan konsumsi AMDK pada kuartal pertama tahun lalu hanya 4,5 miliar liter. "Pertumbuhan industrinya signifikan sekali," ujar Hendro Baroeno, Ketua Umum Aspadin ke KONTAN, Selasa (15/4).

Pada tiga bulan pertama tahun ini, konsumsi AMDK paling banyak di bulan Januari dan Maret, yakni masing-masing sekitar 1,7 miliar liter. Sementara, konsumsi AMDK di bulan Februari hanya sebesar 1,6 miliar liter.

Secara wilayah, Jabodetabek adalah daerah dengan konsumsi AMDK tertinggi yakni sekitar 45%. Artinya, permintaan AMDK di wilayah Jabodetabek per tiga bulan pertama ini mencapai 2,25 miliar liter.

Tahun lalu, di periode yang sama, konsumsi AMDK di wilayah Jabodetabek mencapai 1,8 miliar liter. Dalam setahun, permintaan AMDK di wilayah Jabodetabek bisa tumbuh mencapai 25%.

Sampai akhir tahun ini, berdasarkan proyeksi Aspadin, konsumsi AMDK bisa mencapai 22,5 miliar liter atau bertumbuh 10,84% dibandingkan tahun lalu yang sekitar 20,3 miliar liter. Dengan pencapaian Maret, dalam sembilan bulan ke depan, konsumsi AMDK bisa sekitar 17,5 miliar liter.

Kenaikan konsumsi ini, kata Hendro, tak lepas dari perhelatan pesta demokrasi yang terjadi tahun ini. Menurutnya, ketika masa pemilu presiden, diharapkan konsumsi AMDK bisa lebih tinggi ketimbang pemilu legislatif.

Jika pertumbuhan konsumsi AMDK di semester kedua lebih tinggi dari yang diperkirakan, Hendro bilang, konsumsi AMDK sampai Desember 2014 bisa mencapai 23,5 miliar liter.

Walaupun permintaan tinggi, produsen AMDK tak kelimpungan memenuhi kebutuhan. Pasalnya, sejak tahun lalu, beberapa produsen melakukan ekspansi untuk menaikkan kapasitas produksi pabriknya.

Namun, Hendro mengaku tak bisa menghitung berapa besar omzet yang diterima oleh industri AMDK sebagai dampak dari meningkatnya konsumsi. Alasannya, harga AMDK bervariasi. Bahkan beberapa merek AMDK memiliki selisih harga antara 20% sampai 30%.

Saat ini setidaknya ada 350 perusahaan yang memproduksi AMDK. Sementara, perusahaan yang tergabung di dalam Aspadin sekitar 200 perusahaan. Adapun, jumlah merek AMDK mencapai 600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×