Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Qualcomm telah hadir di Indonesia sejak 2001 lalu. Saat ini, produsen chipset tersebut tengah menimbang rencana membuka pabrik di Indonesia.
"Arahnya kesana, sedang disusun rencana itu," ujar Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia, (20/8).
Namun, sepertinya ini tidak menjadi rencana jangka pendek bagi perusahaan asal San Dieho, AS tersebut. Masih banyak hal yang menjadi pertimbangan.
Saat ini, dolar Amerika Serikat (AS) memang sedang menguat. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi asing untuk membuka pabrik di Indonesia.
Sebab, menguatnya dolar membuat pembelian lahan dan maintanance-nya di suatu lahan industri bisa menjadi terasa murah.
Tapi, ada hal lain yang menjadi pembatas, yakni sumber daya manusia (SDM).
SDM yang bisa menopang bisnis yang dijalani Qualcomm masih sangat terbatas.
"Lalu, kesiapan dari vendornya itu sendiri, kesiapan dari produsen handset," tandasnya.
Apakah mereka sudah memiliki dan sanggup memenuhi keingan pasar atas teknologi yang sedang menjadi tren. Hal ini juga menjadi pertimbangan penting.
"Kalau kami, sih, sudah siap, bahkan kami sudah memiliki teknologi yang akan menjadi tren pada lima tahun mendatang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News