kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain Dari Saudi Arabia, Berikut Sejumlah Negara Pemasok Minyak ke Indonesia


Kamis, 08 Desember 2022 / 16:58 WIB
Selain Dari Saudi Arabia, Berikut Sejumlah Negara Pemasok Minyak ke Indonesia
ILUSTRASI. Kementerian ESDM menjelaskan, impor minyak mentah lebih banyak dari Saudi Arabia dan Nigeria. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melaksanakan strategi diversifikasi sumber pasokan minyak mentah (crude) dan produk bahan bakar minyak (BBM) dari berbagai negara. Salah satu pemasok minyak mentah terbesar ialah Saudi Arabia. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, impor minyak mentah lebih banyak dari Saudi Arabia dan Nigeria. 

“Saudi Arabia punya komitmen jangka panjang dengan Indonesia sehingga di tengah kondisi dinamis saat ini, pasokan minyak tetap bisa diamankan. Begitu juga dengan Nigeria,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Kamis (8/12). 

Baca Juga: Harga Minyak Menguat Sepekan Jelang Rapat OPEC+ Hari Minggu Esok

Selain kedua negara tersebut, Indonesia juga mengimpor minyak mentah dari Afrika dan Timur Tengah (Middle East). 

“Ini pentingnya kita punya diversifikasi sumber impor minyak mentah,” tegasnya. 

Dalam materi paparannya, Kementerian ESDM menegaskan bahwa Pertamina belum melakukan impor minyak mentah dari Rusia. 

Secara umum, mekanisme pengadaan minyak mentah bisa  dilakukan melalui kontrak jangka panjang dan dapat dilakukan penyesuaian pasokan dengan kontrak jangka pendek di mana sebagian juga disuplai melalui portofolio Pertamina yaitu Sub Holding Upsream. 

Sedangkan untuk produk BBM, Indonesia banyak mengimpornya dari Singapura, Malaysia dan India. 

Tutuka menerangkan, impor BBM ini perlu dipastikan dalam jangka waktu agak panjang, semisal setahun, supaya stabilitas pasokan dapat terjaga. Jikalau ada hambatan pasokan, pemerintah Indonesia bisa segera mencari sumber dari negara lain. 

“Ini yang perlu kami perhatikan dan sampaikan pada Pertamina,” ujarnya. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Dipicu Harapan Pelonggaran Kontrol COVID-19 di China

Tutuka menceritakan, ketika 2021 saat masa krisis menghadang Indonesia, pemerintah dan Pertamina bekerja sama untuk mengatasi krisis ini. 

Tutuka memaparkan, produksi minyak mentah nasional di 2021 sebanyak 538.610 barel minyak per hari (MBOPD) dan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus impor minyak mentah hingga 286.030 MBOPD. 

Nantinya produksi minyak ditambah dengan stok yang ada serta minyak yang telah diimpor akan masuk ke 7 kilang yang dioperasikan di Indonesia. 

Dalam paparannya, kilang yang mengolah minyak mentah dari dalam negeri dan luar negeri ialah Refinery Unit (RU) 4, RU 5, RU 6, dan Kilang PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban. Sedangkan RU 2, RU 3, dan RU 7 mengolah minyak mentah dari dalam negeri saja. 

Tutuka mengemukakan, komposisi pengolahan minyak yang bersumber dari domestik dan impor ini akan terus diamati. Kalau produksi minyak turun, pasokan ke kilang turun, otomatis impor minyak akan naik. 

Di tahun lalu total produksi BBM dari 7 kilang sebanyak 808,89 MBOPD. Adapun jumlah ini kurang untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga pemerintah mengimpor BBM. Tutuka merinci, impor gasoline 321,59 MBOPD, gasoil 55,34 MBOPD, minyak bakar 3,01 MBOPD, dan avgas 0,02 MBOPD. 

“Tapi impor itu pun masih kurang jadi perlu tambahan FAME 160,01 MBOPD. Baru setelah itu kebutuhan Indonesia bisa terpenuhi,”  tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×