Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Semester pertama tahun ini, impor lampu hemat energi (LHE) per Juni 2010 sudah mencapai 78.443.954 unit; atau naik 46,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya menembus 53.670.196 unit.
Naiknya nilai realisasi impor tersebut dikhawatirkan oleh John Manopo, Ketua Umum Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo). Menurutnya, naiknya realisasi impor tersebut akan mengancam industri LHE di dalam negeri. “Saat ini saja utilisasi pabrik masih 15-20-%, “ kata John di Jakarta, Senin (18/7).
Data Aperlindo menyebutkan, tahun 2009 lalu realisasi impor LHE mencapai 135.541.782 unit, atau naik 41% dibandingkan dengan jumlah impor LHE tahun 2008 sebanyak 95.568.995 unit. Sejak tahun 2000, impor LHE semakin diminati karena mengalami kenaikan dari tahun ketahun.
“Ini karena banyak yang senang impor karena lebih menguntungkan dari pada produksi sendiri,” kata John. Jika impor LHE tersebut terus mengurita, ia mengkhawatirkan industri LHE dalam negeri gulung tikar karena kehilangan pasarnya.
Hitungannya begini. Saban tahun, pasar lampu LHE dalam negeri sekitar hanya 200 juta unit. Pada kenyataannya, hingga semester pertama tahun ini, realisasi impor hampir setengah dari pangsa pasar tersebut
Nah, jika realisasi impor hingga semester kedua mencapai 150 juta unit, maka pasar hanya menyisakan sebanyak 50 juta unit bagi industri LHE dalam negeri yang berasal dari 14 perusahaan. “Pasar yang disisakan hanya 50 juta saja,” kata John.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News