kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Strategi Diversifikasi Ekspor Mark Dynamics (MARK) Saat Pasar Dibayangi Perang Tarif


Rabu, 09 Juli 2025 / 15:58 WIB
Strategi Diversifikasi Ekspor Mark Dynamics (MARK) Saat Pasar Dibayangi Perang Tarif
ILUSTRASI. Hand Former  - Sarung tangan karet PT Mark Dynamics Indonesia. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencermati gejolak geopolitik dan dinamika ekonomi global yang bisa berdampak terhadap pasar ekspor.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencermati gejolak geopolitik dan dinamika ekonomi global yang bisa berdampak terhadap pasar ekspor.

Maklum, produsen cetakan sarung tangan ini masih mengandalkan ekspor yang berkontribusi dominan terhadap pendapatan.

Berkaca dari kinerja kuartal I-2025, MARK mengantongi penjualan ke pasar ekspor sebesar Rp 173,80 miliar. Jumlah itu setara dengan 85,60% dari total penjualan MARK dalam tiga bulan pertama 2025, yakni sebesar Rp 203,03 miliar.

Memasuki semester II-2025, salah satu faktor yang akan memengaruhi dinamika pasar ekspor global adalah pengenaan tarif resiprokal terhadap produk yang masuk ke Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Optimalkan Kinerja, Mark Dynamics Indonesia (MARK) Genjot Penjualan Ekspor di 2025

Dalam hal ini, Presiden AS Donald Trump akan memberikan tarif tambahan sebesar 32% untuk produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia, Ridwan Goh memprediksi tambahan tarif oleh AS ini tidak akan berdampak secara langsung terhadap kinerja MARK.

Sebab, lebih dari 90% penjualan ekspor MARK ditujukan ke kawasan Asia seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China.

Negara-negara tersebut merupakan basis utama industri sarung tangan global, yang menjadi pelanggan utama produk cetakan MARK.

"Saat ini, MARK tidak memiliki eksposur signifikan terhadap pasar AS, sehingga risiko atas kebijakan tarif ini relatif terbatas," kata Ridwan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (9/7).

 

Meski begitu, Ridwan menegaskan MARK secara aktif terus memantau perkembangan geopolitik dan kebijakan dagang global. Langkah ini penting sebagai bagian dari mitigasi risiko dan strategi ekspansi jangka panjang.

MARK pun berupaya memacu kinerja pada semester II-2025. Pada kuartal I-2025, penjualan MARK menyusut 4,22% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 211,99 miliar menjadi Rp 203,03 miliar. 

Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) Optimalkan Penjualan Ekspor

Sejalan dengan itu, perolehan laba bersih MARK merosot 3,08% (yoy) dari Rp 72,23 miliar menjadi Rp 70 miliar hingga kuartal I-2025. Ridwan memproyeksikan MARK bisa kembali mencapai pertumbuhan laba bersih pada akhir tahun 2025.

MARK mengejar target tersebut dengan asumsi stabilitas pasar ekspor tetap terjaga, serta tidak ada gangguan signifikan dari sisi geopolitik maupun makroekonomi global.

MARK melihat industri cetakan sarung tangan masih prospektif pada Semester II-2025, meskipun terdapat tantangan eksternal yang cukup signifikan. 

"Kami masih menunggu kondisi pasar, karena tekanan ekonomi global dan juga perang dagang AS - China membuat semua masih wait and see," ungkap Ridwan.

Diversifikasi Pasar Ekspor

MARK melirik potensi dari permintaan terhadap alat kesehatan, termasuk sarung tangan medis yang merupakan kebutuhan strategis global.

Permintaan global terhadap sarung tangan medis dan industri diperkirakan mencapai lebih dari 450 miliar pieces per tahun, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan alias Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 8% hingga 2030.

Pertumbuhan itu didorong oleh tiga faktor. Meliputi meningkatnya kesadaran global akan standar higienitas, peningkatan belanja kesehatan di negara berkembang, serta regulasi keselamatan kerja yang semakin ketat di industri manufaktur, laboratorium, dan kesehatan.

Di samping ke negara-negara produsen sarung tangan terbesar, MARK terus berupaya untuk melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor.

MARK melihat peluang untuk memperluas pasar ekspor ke negara lain yang sedang berkembang seperti India dan Sri Lanka, yang menunjukkan potensi permintaan tinggi.

"Diversifikasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk menjaga ketahanan pasar di tengah dinamika ekonomi dan geopolitik global," terang Ridwan.

Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia (MARK) Dorong Penjualan Ekspor di 2025

Secara operasional, MARK melakukan pengembangan produk cetakan sarung tangan yang lebih efisien dalam penggunaan energi.

Produk ini dirancang untuk menjawab kebutuhan industri manufaktur sarung tangan yang semakin fokus pada efisiensi operasional dan keberlanjutan lingkungan.

Ridwan memprediksi utilisasi kapasitas produksi MARK pada tahun ini akan berada pada level 60% - 65%. "Namun tidak menutup kemungkinan bila terjadi kenaikan permintaaan, kapasitas produksi juga akan disesuaikan," jelas Ridwan.

Guna memuluskan rencana operasional dan bisnisnya, MARK menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 20 miliar.

Capex MARK tahun ini difokuskan pada optimalisasi mesin-mesin pabrik guna menjaga efisiensi produksi serta menjaga keberlangsungan produksi dan menekan potensi downtime. 

Selanjutnya: Kebutuhan Infrastruktur Digital Meningkat, Alita Menggandeng Pegatron

Menarik Dibaca: Ini 8 Aroma Parfum Paling Menggoda, Bisa Bangkitkan Gairah Seksual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×