Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) optimistis bisa melanjutkan pertumbuhan penjualan pada semester II-2025. Peluang kian terbuka pasca BLES mendapat tambahan amunisi dari operasional pabrik kelima yang mendongkrak kapasitas produksi bata ringan.
Berkaca dari kinerja separuh pertama 2025, penjualan bersih BLES tumbuh 9,55% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 580,65 miliar menjadi Rp 636,15 miliar. Pendapatan BLES didominasi oleh penjualan bata ringan Autoclaved Aerated Concrete (AAC) kepada pihak ketiga sebesar Rp 632,49 miliar.
Jumlah itu setara dengan 99,42% dari total penjualan BLES sepanjang enam bulan 2025. Secara wilayah, Pulau Jawa masih menjadi pasar utama dengan kontribusi sebesar Rp 586,93 miliar atau tumbuh 6,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara penjualan di pasar Luar Jawa menyumbang Rp 49,22 miliar. Meski secara kontribusi belum signifikan, tapi penjualan BLES di Luar Jawa menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan, sebesar 76,92% ketimbang semester I-2024 lalu.
Hanya saja, pertumbuhan penjualan BLES dibarengi dengan beban pokok penjualan yang naik lebih tinggi, yakni 28,06% (yoy) menjadi Rp 500,29 miliar. Hasil ini memangkas perolehan laba bruto BLES sebanyak 28,49% (yoy) dari Rp 190 miliar menjadi Rp 135,86 miliar.
Baca Juga: Chatib Basri: Tantangan Deregulasi Ekonomi Justru Datang dari Birokrasi
Selain itu, beban usaha BLES juga meningkat 8,87% (yoy) menjadi Rp 116,44 miliar. Membuat perolehan laba usaha BLES merosot 76,61% (yoy) dari Rp 83,04 miliar menjadi Rp 19,42 miliar.
Secara bottom line, BLES meraih laba bersih sebesar Rp 8,09 miliar hingga Juni 2025. Menyusut 85,68% dibandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BLES pada semester I-2024, yang kala itu sebesar Rp 56,50 miliar.
Andrew selaku Direktur Keuangan Superior Prima Sukses mengungkapkan, pertumbuhan penjualan BLES terdongkrak oleh peningkatan utilisasi pabrik serta strategi pemerataan distribusi. Sementara penurunan laba disebabkan oleh dua faktor utama.
Pertama, faktor eksternal, terutama dari kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat yang menurun dibandingkan tahun lalu. Situasi ini menyebabkan permintaan di pasar menurun, sehingga harga jual produk ikut terkoreksi.
Kedua, dampak dari penetrasi pasar, khususnya di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan. Sebelum ada pabrik baru di Banjarnegara, pengiriman ke area ini dilakukan dari pabrik-pabrik BLES lain dengan jarak yang cukup jauh, sehingga biaya pengiriman produk cukup besar.
Andrew optimistis penjualan akan lanjut tumbuh dan perolehan laba BLES bakal membaik pada semester II-2025. Salah satu faktor pendorongnya adalah proyek 3 juta rumah yang menjadi salah satu program unggulan pemerintah, yang diharapkan bisa membawa angin segar bagi industri bahan bangunan.
Selain itu, Andrew berharap kucuran insentif dari pemerintah dapat membuat ekonomi lebih stabil dan meningkatkan daya beli, meski masih belum mencapai kondisi ideal. "Dalam kondisi normal sebenarnya industri bahan bangunan bergeliat pada semester kedua. Diharapkan hal ini juga terjadi pada semester II-2025," ungkap Andrew saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/7).
BLES Operasikan Pabrik Kelima
Baca Juga: Film Nasional Jadi Penggerak, 65% Penonton Cinema XXI Pilih Karya Anak Bangsa
Faktor lain yang bakal mendongkrak kinerja BLES adalah pengoperasian pabrik baru di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 1 juta m³ bata ringan per tahun.
"Pabrik kelima resmi beroperasi pada akhir Juli 2025. Utilisasi pabrik ditargetkan akan meningkat secara bertahap hingga dapat mencapai kapasitas penuh di awal tahun depan," terang Andrew.
Dengan pabrik baru tersebut, produsen bata ringan dengan merek Blesscon dan Superiore Block ini kini memiliki total kapasitas produksi mencapai 5,6 juta m³ per tahun. Andrew mengungkapkan pabrik di Banjarnegara akan mempercepat jangkauan distribusi produk BLES ke wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan hingga Jawa Barat bagian timur dan selatan.
Selain mendorong strategi perluasan pasar, pabrik ini akan memperkuat efisiensi biaya logistik. "Pengurangan biaya distribusi ke wilayah tengah dan barat Pulau Jawa. Secara jangka panjang akan memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan," ungkap Andrew yang juga menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan BLES.
BLES mengucurkan investasi sekitar Rp 280 miliar untuk pembangunan pabrik Banjarnegara. Dana untuk investasi pembangunan pabrik merupakan bagian dari belanja modal alias capital expenditure (capex) yang telah direncanakan oleh BLES.
Pada tahun ini, BLES menyiapkan capex sekitar Rp 200 miliar - Rp 250 miliar. Anggaran itu termasuk untuk pembangunan pabrik Banjarnegara dengan anggaran sebesar Rp 140 miliar. BLES juga mengalokasikan capex untuk keperluan modifikasi mesin, serta pembelian truk dan alat berat.
Secara bisnis, BLES juga menyiapkan strategi peluncuran produk baru. BLES berencana merilis panel lantai dan panel dinding AAC. "Saat ini Perseroan sedang merampungkan instalasi mesin. Selain itu, Perseroan berencana meningkatkan produksi untuk bata ringan merek Superiore Block yang merupakan grade premium dari produk BLES," terang Andrew.
Dengan berbagai strategi tersebut, Andrew meyakini BLES mampu mencapai target pertumbuhan penjualan di level 5% - 10% dibandingkan tahun 2024. "Perseroan fokus pada pembenahan internal seperti efisiensi biaya, R&D terkait penggunaan bahan baku dan bahan pembantu, serta launching produk baru," tandas Andrew.
Secara terpisah, Presiden Direktur Superior Prima Sukses, Liauw Billy Law menjelaskan terkait pabrik baru BLES. Billy bilang, pabrik di Banjarnegara ini memiliki luas sekitar 5,8 hektare. Adapun, luas bangunan utama mencapai 25.069 m², termasuk area produksi seluas 15.908 m² dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 4.937 m².
"Pabrik ini dirancang dengan sistem produksi yang ramah lingkungan dan efisien energi, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan terhadap industri hijau," ungkap Billy.
Billy berharap, pembangunan pabrik Banjarnegara bisa turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Antara lain dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 250 orang, serta dampak terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal dan pembangunan daerah.
"Di wilayah yang belum padat industri, kehadiran pabrik BLES diharapkan menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi baru yang melibatkan tenaga kerja lokal, UMKM pendukung, serta mempercepat konektivitas distribusi bata ringan di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan,” pungkas Billy.
Baca Juga: Bernardus Irmanto Jadi Presiden Direktur Vale Indonesia (INCO) yang Baru
Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 1,9 Persen, Hari Ini Tergerus Tipis(28/7)
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Membaca Buku Setiap Hari, Baik untuk Kesehatan Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News