kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tahun Lalu, Produksi Komoditas Mineral Tak Capai Target


Sabtu, 20 Januari 2024 / 15:50 WIB
Tahun Lalu, Produksi Komoditas Mineral Tak Capai Target
ILUSTRASI. Kinerja produksi komoditas mineral sepanjang tahun 2023 masih belum optimal.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Produksi komoditas mineral tak mencapai target tahun lalu.

Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono mengatakan, realisasi produksi komoditas mineral sepanjang tahun lalu terdiri dari emas, perak, timah, ferronikel dan nickel matte.

"Emas realisasinya sebesar 83 ton dari target tahun 2023 sebesar 106 ton," kata Bambang dalam Konferensi Pers Capaian 2023 dan Rencana Kerja 2024, Selasa (16/1).

Tidak hanya belum mencapai target, produksi emas pada tahun 2023 yang sebesar 83 ton juga merosot dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 105,4 ton.

Selain emas, sejumlah komoditas mineral lain turut mencatatkan rapor merah dari sisi produksi.

Baca Juga: Ada Larangan Ekspor, Produksi Bijih Bauksit Merosot

Merujuk paparan Kementerian ESDM, realisasi produksi perak pada tahun 2023 mencapai 348,6 ton atau setara 71,28% dari target yang ditetapkan sebesar 489 ton. Capaian tahun lalu juga lebih rendah ketimbang realisasi produksi 2022 yang sebesar 443,9 ton.

Sementara itu, produksi timah pada 2023 mencapai 67.600 ton atau setara 96,57% dari target sebanyak 70.000 ton. Produksi timah pada 2023 tumbuh ketimbang capaian tahun 2022 yang sebesar 56.100 ton.

Untuk produksi ferronikel, sepanjang tahun 2023 mencapai 535.200 ton atau 85,1% dari target sebesar 628.900 ton. Meski belum mencapai target, produksi ferronikel pada 2023 meningkat ketimbang capaian 2022 yang sebesar 516.700 ton.

Adapun, produksi nickel mate pada tahun 2023 tercatat sebesar 71.400 ton atau setara 95,2% dari target sebanyak 75.000 ton. Selain belum mencapai target, produksi nickel matte di 2023 juga lebih rendah ketimbang capaian 2022 yang sebesar 76.000 ton.

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno menyampaikan, penurunan produksi juga terjadi untuk komoditas bauksit.

"Bauksit pada tahun 2022 kita memproduksi 27,5 juta ton. Kemudian ada pelarangan (ekspor) tahun 2023, kita perkirakan input smelter yang terpasang itu 13,5 juta ton," imbuh Tri.

Tri menjelaskan, pada tahun 2024 ini pemerintah memproyeksikan adanya peningkatan produksi sebesar 1 juta ton untuk bauksit seiring penambahan proyek smelter milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).

Tuntaskan RKAB Mineral

Sementara itu, Bambang menjelaskan saat ini subsektor mineral masih merampungkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024-2026.

"Dari berapa ratus badan usaha yang mengajukan izin RKAB, yang sudah kita setujui baru enam. Sehingga tadi kalau menyampaikan jumlah berapa di 2024 kita belum bisa jawab," kata Bambang.

Bambang menambahkan, berbeda dengan batubara yang seluruh prosesnya sudah dilakukan secara online, kondisi berbeda terjadi untuk komoditas mineral. Karena itu, proses RKAB mineral masih dilakukan secara manual.

Baca Juga: Lima Proyek Smelter Mineral Terintegrasi Tuntas pada Tahun Lalu

Bambang mengungkapkan, target produksi mineral untuk nikel pada tahun 2024 sebanyak 15 juta ton, kemudian, target masih akan tetap dikisaran 15 juta ton pada tahun 2025 dan turun menjadi 13,86 juta ton pada 2026. 

Kemudian tembaga di tahun 2024 ditargetkan sebesar 411.430 dmt, tahun 2025 meningkat signifikan sebesar 3,28 juta dmt, lalu sebesar 3,09 juta dmt pada 2026.

Sementara itu, produksi emas tahun 2024 sebanyak 6,39 dmt, lalu meningkat signifikan menjadi 67,04 dmt pada 2025 dan sebesar 45,5 dmt pada 2026 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×