Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Harga batubara di bawah US$ 70 per ton, harga DMO ke pembangkit direvisi?
Seperti diketahui, wacana soal harga khusus gas untuk pembangkit ini bukan lah barang baru. Pada pertengahan tahun lalu, PLN sempat menyodorkan usulan agar ada pembatasan harga menjadi US$ 6,5 per mmbtu untuk di Pulau Jawa dan US$ 7 per mmbtu untuk di luar Pulau Jawa.
Selama ini, PLN masih terbebani biaya pembelian gas dengan rentang harga US$ 7 per mmbtu hingga US$ 11 per mmbtu. Variasi harga beli gas tersebut tergantung lokasi, liquefied natural gas (LNG), dan saluran pipa yang dilalui.
Saat ini, batubara dan gas memang memegang porsi dominan dalam bauran energi PLN. Pada tahun ini, bauran energi dari batubara tercatat sebesar 62,7%, sementara untuk gas sebanyak 13% dan LNG sebesar 8,3%.
Baca Juga: PLN bukan saja listriki desa, tetapi juga mulai rambah internet untuk desa
Sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019-2028, bauran energi dari gas dan batubara tetap dominan dalam sepuluh tahun ke depan.
Batubara diproyeksikan memegang 54,6% dari bauran energi, sementara untuk gas secara total ditargetkan mencapai 22%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News