kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.285   5,00   0,03%
  • IDX 7.549   58,54   0,78%
  • KOMPAS100 1.074   11,78   1,11%
  • LQ45 797   1,67   0,21%
  • ISSI 255   1,37   0,54%
  • IDX30 411   0,99   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   -0,57   -0,12%
  • IDX80 120   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,14   -0,11%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

Target 70% Produksi Dalam Negeri, Industri Alat Kesehatan Harus Bertransformasi


Rabu, 06 Agustus 2025 / 23:17 WIB
Target 70% Produksi Dalam Negeri, Industri Alat Kesehatan Harus Bertransformasi
ILUSTRASI. Menteri dan perwakilan asosiasi industri saat membuka Indohealthcare Gakeslab Expo 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta (6/8).


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

Di sisi ekspor, nilai produk alat kesehatan Indonesia telah menembus lebih dari Rp4,6 triliun atau sekitar USD 273 juta.

Pasar teknologi kesehatan terhubung (connected healthcare) juga berkembang pesat. Diperkirakan mencapai USD 880 juta pada 2025, pasar ini tumbuh dengan CAGR sebesar 28%, didorong oleh peningkatan kebutuhan layanan kesehatan digital, telehealth, serta sistem pemantauan pasien jarak jauh.

Menjawab perkembangan ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan industri alat kesehatan nasional sebesar 8% pada 2025 sebagai bagian dari strategi ketahanan dan kemandirian sektor kesehatan.

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Dorong Transformasi Industri Semen Menuju Ekonomi Hijau

Terkait dengan hal itu, Indohealthcare Gakeslab Expo 2025 diselenggarakan pada 6–8 Agustus 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Pameran internasional yang digagas oleh Krista Exhibitions bersama GAKESLAB Indonesia ini akan menghadirkan lebih dari 60 perusahaan dari 12 negara serta menargetkan kehadiran 15.000 pengunjung dalam tiga hari.

“Pameran ini menghadirkan peluang strategis melalui kolaborasi Business Matching dan Networking seperti B2B, B2H, dan B2A untuk memperkuat ekosistem industri kesehatan nasional yang tangguh dan berdaya saing global,” ujar CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim.

Ketua Umum GAKESLAB Indonesia, Rd. Kartono Dwidjosewojo, menambahkan bahwa agenda expo tahun ini akan diisi oleh Rakernas GAKESLAB, seminar nasional, desk konsultasi regulasi, hingga workshop bertema ekspor dan e-katalog, yang membuka akses luas terhadap pasar domestik maupun global.

Dorongan pemerintah

Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Adie Rochmanto Pandiangan, menyatakan bahwa industri alat kesehatan kini menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan sektor manufaktur nasional.

“Industri alat kesehatan nasional telah menunjukkan perkembangan pesat, termasuk dalam produksi alat berteknologi menengah seperti CT scan, hemodialyzer, hingga X-ray. Produk berteknologi menengah-rendah seperti tempat tidur rumah sakit dan sarung tangan medis bahkan sudah mampu bersaing di pasar ekspor,” ujarnya dalam sambutan di acara Indohealtchare Gakeslab 2025, Rabu (6/8). 

Baca Juga: Dorong Kemandirian Industri Alkes, Kemenperin Apresiasi PT Drager Indonesia

Adie menekankan bahwa penguatan teknologi dan investasi pada riset dan pengembangan (R&D) menjadi kunci utama agar industri tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi. “Salah satu tantangan industrialisasi adalah minimnya investasi pada R&D. Kami mendorong pelaku industri untuk memperkuat riset agar tidak terus bergantung pada teknologi impor,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa saat ini sekitar 66% industri alat kesehatan nasional telah terdaftar di Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). “Kami berharap pelaku industri lebih aktif dalam pencatatan data agar kebijakan industri dapat disusun lebih akurat dan mendukung pertumbuhan sektor ini,” tegas Adie.

Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Rizka Andalucia, turut menegaskan pentingnya penguatan industri alat kesehatan dalam negeri untuk mendukung transformasi sistem kesehatan nasional, termasuk program skrining kesehatan massal.

Baca Juga: Menperin: GIIAS 2025 Jadi Katalisator Transformasi Industri Otomotif Nasional

“Tahun ini kami menargetkan 50 juta masyarakat mendapat layanan cek kesehatan gratis. Untuk itu, kami sangat bergantung pada ketersediaan alat kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan bisa menjangkau seluruh pelosok, termasuk daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan,” ujarnya.

Rizka mengungkapkan bahwa penggunaan produk alat kesehatan dalam negeri telah meningkat menjadi 45% pada 2024, naik dari 19% pada 2019. Ia menegaskan pentingnya dukungan insentif fiskal dan non-fiskal, termasuk percepatan izin edar dan standardisasi produk.

“Tanpa riset dan inovasi, industri kita tidak akan bisa sustain. Kita tidak cukup hanya membeli atau mengkopi teknologi luar. Kita harus mengembangkan teknologi sendiri,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya jaminan purna jual. “Banyak alat yang rusak dalam waktu kurang dari dua tahun karena tidak ada layanan purna jual. Ini harus menjadi perhatian pelaku industri dalam negeri,” katanya.

Dari sisi potensi pasar, Rizka menyebut bahwa berdasarkan National Health Account 2023, belanja kesehatan nasional mencapai Rp60 triliun, dengan sekitar 30% atau Rp20 triliun di antaranya berasal dari sektor alat kesehatan.

Baca Juga: ExxonMobil Optimistis Melampaui Target Produksi Minyak di Blok Cepu pada Tahun 2025

“Ini peluang besar bagi industri dalam negeri. Untuk alat kesehatan teknologi rendah dan menengah, kita sudah bisa produksi sendiri. Harapannya, ke depan kita bisa mewujudkan kemandirian nasional agar tidak kembali mengalami krisis seperti masa pandemi,” tambahnya.

Selanjutnya: Aktivasi Rekening Dormant BNI Tak Dikenakan Biaya

Menarik Dibaca: Hingga Juli, Railink Catat 4 Juta Penumpang Naik KA Bandara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×