Target Penjualan Mobil Gaikindo Direvisi, Industri Andalkan Momentum Akhir Tahun

Senin, 24 November 2025 / 18:57 WIB

Suasana pameran otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di ICE BSD Tangerang, Banten, Jumat (21/11/2025). Gaikindo merevisi turun proyeksi penjualan mobil nasional 2025 menjadi 800.000 unit akibat tekanan ekonomi dan melemahnya daya beli.

Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kembali menurunkan proyeksi penjualan mobil nasional 2025 seiring tekanan ekonomi dan melemahnya daya beli.

Setelah sempat memasang target optimistis 850.000 unit, asosiasi kini mematok ekspektasi realistis di kisaran 800.000 unit.

Per Oktober 2025, total penjualan domestik baru mencapai 660.000 unit. Untuk mengejar target awal, pasar harus menembus 95.000 unit per bulan pada November dan Desember, angka yang secara historis sulit diraih, mengingat penjualan bulanan sepanjang tahun cenderung stagnan di sekitar 60.000 unit.

Ketua Umum Gaikindo Putu Juli Ardika mengakui tantangan tersebut, namun mengatakan industri tetap mempertahankan optimisme moderat.

“Paling tidak mengejar angka itu, dekat-dekat 800 ribu unit,” ujar Putu di sela pameran GJAW di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/11.2025).

Ia melihat gairah berbeda pada aktivitas pasar di pameran otomotif tahun ini, termasuk meningkatnya Surat Pemesanan Kendaraan (SPK). “Walaupun tidak mencapai proyeksi tersebut, tetapi tidak jauh-jauh dari itulah, itu harapannya,” tambahnya.

Putu menilai dukungan pemerintah dan Agen Pemegang Merek (APM) melalui kebijakan dan program promosi menjadi kunci menjaga daya beli menjelang akhir tahun. Menurutnya, produk baru dengan teknologi lebih beragam serta banyaknya pilihan kendaraan dengan harga lebih terjangkau juga dapat membantu mendorong permintaan.

Menanggapi persaingan ketat dengan merek asal Tiongkok, Putu menegaskan seluruh peserta memiliki peluang sama selama penawarannya sesuai kebutuhan konsumen. “Soal siapa yang lebih bagus penjualannya, itu tergantung apa yang dia tawarkan,” ujarnya.

Secara bulanan, pasar menunjukkan perbaikan. Wholesales naik 19,2% dari 62.077 unit pada September menjadi 74.019 unit di Oktober. Penjualan ritel ikut tumbuh 17,2% menjadi 74.720 unit. Namun secara kumulatif Januari–Oktober 2025, wholesales baru mencapai 635.844 unit, turun 10,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meski tekanan jangka pendek masih terasa, Putu melihat ruang pertumbuhan jangka panjang. Tingkat kepemilikan kendaraan Indonesia masih sekitar 100 unit per 1.000 penduduk, jauh tertinggal dari Malaysia yang mendekati 500 unit dan Thailand di kisaran 200–300 unit.

“Kalau ada kenaikan pendapatan dan perbaikan ekonomi, ini pasti akan naik,” ujarnya.

Sebelumnya Gaikindo sempat mematok target 900.000 unit untuk tahun ini, lebih tinggi dari realisasi 2024 yang mencapai 865.723 unit (wholesales) dan 889.680 unit (ritel).

Optimisme itu sempat muncul akibat penundaan implementasi opsen pajak kendaraan bermotor di 25 provinsi. Namun dinamika ekonomi membuat asosiasi kembali menyesuaikan ekspektasi.

Putu menutup dengan mengatakan capaian sekitar 800.000 unit menjadi angka paling realistis. “Kita lihat saja nanti, tetapi sepertinya menyentuh 800.000.”