kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,28   10,97   1.21%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya menerangi Negeri Laskar Pelangi 24 jam


Minggu, 17 Desember 2017 / 18:47 WIB
Upaya menerangi Negeri Laskar Pelangi 24 jam


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - BELITUNG. Siapa tak kenal novel laris berjudul "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata. Novel yang akhirnya diangkat ke layar lebar itu juga berhasil mengangkat nama Pulau Belitung menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia.

Tapi siapa nyana, masyarakat pulau yang dulu kaya dengan pertambangan timahnya ini belum semuanya bisa mendapatkan pasokan listrik selama 24 jam. Bahkan di beberapa pulau kecil, baik di wilayah Belitung maupun Bangka belum terpasang listrik sama sekali.

Makanya, pemerintah dan PT PLN (Persero) punya pekerjaan rumah yang banyak untuk mampu menerangi pulau-pulau kecil tersebut, sehingga nantinya seluruh wilayah Bangka Belitung bisa terang benderang.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah dengan menghadirkan PLTS offgrid Komunal di Dusun Tungkup Desa Nyuruk Belitung Timur. PLTS berkapasitas 15 kilowatt peak (kWp) ini telah beroperasi sejak Januari 2013 dan tersambung ke 80 rumah tangga.

PLTS ini dibangun oleh Kementerian ESDM menggunakan dana APBN dan asetnya telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Belitung Timur sejak 30 November 2015 dan dikelola masyarakat setempat. Kala itu warga harus membayar Rp 30.000 per KK per bulan untuk menikmati listrik dari PLTS dengan kapasitas 370 Wh perhari.

Warga Dusun Tungkup yang tinggal di tengah-tengah ribuan hektare lahan kelapa sawit ini tentu merasa gembira, karena mereka akhirnya bisa menikmati listrik. Kepala Desa Nyuruk, Edi bilang, kala itu warga hanya bisa memasang lampu di rumah. Tapi sekarang warga sudah bisa memasang peralatan elektronik seperti TV dan kulkas dan menikmati listrik 24 jam, karena PLN membangun jaringan transmisi hingga Dusun Tungkup.

Hal yg sama juga dirasakan warga Pulau Nasik. Sejak Oktober 2017, warga pulau yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan ini pun bisa mendapatkan pasokan listrik 24 jam. PLN berhasil melistriki Pulau Selat Nasik Belitung selama 24 jam setelah menambah pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) kapasitas 6x200 kW.

Sebelumnya, warga Pulau Selat Nasik hanya bisa menikmati listrik selama 12 jam dari PLTD dengan kapasitas 390 kW. Dengan penambahan mesin tersebut, kini kapasitas pembangkit di Pulau Selat Nasik mencapai 1.195 kW.

Kepala Desa Selat Nasik, Juniarsah bilang, warga desa sudah menunggu selama 20 tahun untuk bisa menimakti listrik selama 24 jam. Apalagi mayoritas warga Nasik berprofesi sebagai nelayan yang butuh pasokan listrik 24 jam untuk beraktivitas siang dan malam.

"Nelayan kami butuh PLN standby hidup siang malam. Mayoritas nelayan kan kebutuhannya es. Pabrik es kami enggak cukup untuk kebutuhan nelayan di desa kami, kami ada 400 nelayan itu khusus Selat Nasik, kami butuh es 6 ton sehari," jelas Juniarsah pada Sabtu (16/12).

Makanya, Juniarsah berterima kasih kepada PLN dan Bupati Belitung yang telah mewujudkan keinginan warga menimati listrik 24 jam. Warga Pulau Nasik juga memiliki kesempatan untuk membangun cold storage karena adanya pasokan listrik yang cukup dari PLN.

Biarpun sudah mampu melistriki beberapa wilayah selama 24 jam, namun Susiana Mutia, GM PLN Wilayah Babel mengatakan, PLN masih punya banyak pekerjaan untuk melistriki pulau-pulau kecil lainnya di wilayah Bangka Belitung. Agar lebih efektif, PLN akan melistriki pulau-pulau lain di wilayah Bangka Belitung dengan potensi EBT yang ada di wilayah tersebut.

Beberapa potensi pembangkit EBT yang cukup besar di wilayah Bangka Belitung adalah PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Banyu (Angin). PLN saat ini tengah melelang 20 proyek PLTS yang akan dibangun tersebar di Kepulauan Bangka Belitung.

Selain PLTS dan PLTB, PLN juga berharap akan ada penambahan PLTBg dan PLTBm di wilayah Bangka Belitung karena banyaknya perkebunan sawit yang ada di wilayah tersebut. Dengan begitu PLTD yang ada bisa diganti dengan pembangkit EBT.

Salah satu perusahaan kelapa sawit yang telah bekerja sama dengan PLN adalah Austindo Aufwind New Energy (AANE) yang merupakan anak usaha PT Austrindo Nusantara Jaya. AANE telah berhasil mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di Desa Jangkang, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur.

Pada tahun 2013, PT AANE menandatangani Perjanjian Jual Beli (PJB) listrik dengan PT PLN (Persero) dan menjadi perusahaan biogas pertama yang dapat menjual listrik secara komersial dengan kapasitas saat itu sebesar 1,2 Megawatt (MW). Pada 2016, dengan peningkatan kapasitas menjadi 1,8 MW, PLTBg Jangkang mampu melistriki 2.000 rumah tangga dengan kapasitas 900 VA.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bilang, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

Arcandra berharap akan ada lebih banyak lagi pembangunan PLTBg dan PLTBm dengan harga yang ekonomis seperti PLTBg yang dioperasikan oleh AANE. Saat ini biaya operasi PLTBg hanya sebesar Rp 975 per kwh, lebih kecil dari BPP Bangka Belitung per Oktober 2017 mencapai Rp 2.636 per kwh.

Ke depan, pemerintah dan PLN ingin wilayah Bangka Belitung bisa mendapatkan pasokan listrik dari EBT. Dengan begitu Pulau Laskar Pelangi akan memiliki pembangkit yang tidak hanya lebih murah, tapi juga lebih ramah lingkungan untuk memajukan pariwisata Bangka Belitung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×